Kasih itu Melihat dan Mendengarkan
Bacaan Hari ini:
1 Petrus 2:17 “Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!”
Mengasihi seperti Yesus berarti Anda harus menghormati orang lain sama seperti Yesus menghormati Anda.
Anda
adalah anak Raja. Allah menciptakan Anda, dan Kristus telah memberikan
nyawa-Nya untuk Anda. Alkitab mengatakan dalam 1 Petrus 1:18-19, “Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang
kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan
tak bercacat.”
Seberapa berharganyakah Anda? Lihatlah salib Kristus. Yesus rela mati untuk Anda. Allah rela mengorbankan Putra-Nya untuk Anda. Anda begitu berharga!
Yesus ingin Anda meneruskannya
kepada orang lain—bahkan kepada orang yang tidak Anda sukai sekali pun.
Ketika Yesus merentangkan kedua tangan-Nya di atas kayu salib, Dia
seolah sedang berkata, “Sebesar inilah Aku mengasihi mereka. Karena itu
Aku mengharapkan engkau, anak-Ku, untuk mengasihi mereka sebagaimana Aku
mengasihi mereka—karena Aku mati untuk mereka, bukan hanya untukmu.
Maka, perlakukanlah mereka sebagaiamana Aku memperlakukan mereka.
Hargailah mereka sebagaimana Aku menghargai mereka.”
1 Petrus
2:17 merangkumnya dengan sangat sederhana: “Hormatilah semua orang,
kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!”
Bagaimana caranya? Salah satunya yaitu dengan melihat mereka,
memperhatikan mereka, dan mendengarkan mereka.
Salah satu ayat
favorit saya dalam Alkitab ialah Markus 10:21. Pada waktu Yesus
berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang pemuda dan
bertanya kepada Yesus suatu pertanyaan. Yesus merespons pemuda itu
dengan “memandang dia dan menaruh kasih kepadanya.” Anda tak bisa
mengasihi orang lain tanpa melihat dan memperhatikan mereka!
Pikirkan
orang-orang yang Anda jumpai setiap hari—seperti pelayan restoran,
kasir toko kelontong, atau rekan kerja yang berpapasan dengan Anda.
Ketika mereka hendak menyapa atau mengobrol dengan Anda, tapi Anda tidak
melihat atau tidak memperhatikan mereka, di mata mereka Anda tampak
kurang menyenangkan.
Kasih itu melihat dan mendengarkan.
Renungkan hal ini:
-
Bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri dalam memberikan perhatian
penuh kepada orang
lain? Apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki diri Anda dalam hal
ini?
- Siapakah orang dalam
hidup Anda yang perlu mengetahui bahwa mereka berarti bagi Tuhan
dan diri Anda? Apa yang bisa Anda lakukan di minggu ini untuk menunjukkan bahwa mereka
diterima dan berharga bagi Tuhan dan diri Anda?
-
Pikirkan satu waktu di mana Anda pernah memberikan perhatian penuh dan
tulus kepada
seseorang. Bagaimana tanggapan orang tersebut?
Ketika
Anda melihat dan mendengarkan dengan penuh kasih, Anda sedang
menunjukkan kepada mereka bahwa mereka berharga buat Anda - dan, pada
akhirnya, begitu pula mereka di mata Tuhan.
Posting Komentar untuk " Kasih itu Melihat dan Mendengarkan"