Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memercayakan Hal yang Mustahil kepada Tuhan



Bacaan Hari ini:
Lukas 18:27 “Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."

Anda mungkin merasa berada dalam situasi yang mustahil. Mungkin pernikahan Anda ada di ujung cerna. Mungkin kebangkrutan sudah terlihat jelas. Mungkin penyakit kronis Anda sedang menggerogoti setiap bidang kehidupan Anda.

Itulah satu pelajaran yang bisa kita petik dari kehidupan Abraham. TUHAN menyuruh Abraham yang pada saat itu berusia 75 tahun untuk meninggalkan semua dan pergi ke satu negeri yang belum pernah dilihatnya (Kejadian 12:4). Kemudian, TUHAN juga memberi tahu Abraham bahwa suatu hari ia akan menjadi ayah bagi seluruh bangsa, meskipun dia dan istrinya, Sarah, belum mempunyai anak dan sudah cukup berumur pada saat itu.

Akan tetapi, Abraham percaya pada TUHAN. Roma 4:17 mengatakan, Seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.”

Ayat ini memberikan definisi dari mujizat: Ketika Tuhan menghidupkan sesuatu yang telah mati atau ketika Dia menciptakan yang tidak ada menjadi ada.

Tuhan dapat menghidupkan karir yang mati, pernikahan yang mati, impian yang mati, dan keuangan yang mati. Dia dapat membuat sesuatu dari ketiadaan.

Yesus berkata, “Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!"

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23).

Namun, juga penting untuk memahami siapa yang Abraham percayai. Dia tidak percaya pada dirinya sendiri. Dia tidak percaya pada perasaannya. Dia juga tidak menaruh keyakinannya pada keyakinan. Roma 4:17 mengatakan Abraham percaya kepada Allah. Objek imannya ialah Allah—tak ada yang lain.

Saya percaya pada pikiran yang positif, tapi berpikir positif dan beriman tidaklah sama. Pikiran positif hanya bekerja apabila Anda punya kendali atas situasi. Adalah sia-sia apabila situasinya di luar kendali Anda. ketika Anda menemui jalan buntu, Anda membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar pemikiran bahagia.

Pupuklah iman Anda di dalam Allah sebab “Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah” (Lukas 18:27).
 

Renungkan hal ini:
 
- Pikirkan satu situasi yang mustahil yang pernah Anda hadapi dalam hidup. Apakah Anda
  datang kepada Tuhan untuk meminta bantuan? Bagaimana hasilnya?
 
- Mengapa sulit untuk memercayai Tuhan ketika kita berada di tengah situasi yang mustahil?
 
- "Pikiran yang positif hanya berhasil apabila Anda mempunyai kendali atas situasi." Menurut
   Anda mengapa hal ini benar?



Situasi ini mungkin di luar kendali Anda, tapi tidak pernah di luar kendali Tuhan.
 
 


(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Gambar : google.com



Posting Komentar untuk " Memercayakan Hal yang Mustahil kepada Tuhan"