Dalam Kesedihan Anda, Ambil Langkah Pertama Menuju Damai Sejahtera
Bacaan Hari ini:
2 Samuel 12:22-23 “Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
Ketika seseorang menerima kabar buruk, respons pertama mereka biasanya tidak percaya. Kita menolak kebenaran karena itu terlalu mengejutkan dan menyakitkan. Kita berpikir itu mustahil. Kita menolak untuk percaya. Pikir kita, “Seharusnya tidak terjadi seperti ini!”
Tapi kemudian realita perlahan mulai masuk dan Anda tak bisa menyangkalnya lagi. Di saat itulah Anda berserah. Berserah berarti menerima kenyataan, dan itu adalah langkah pertama menuju damai sejahtera. Anda harus menerima apa yang tidak bisa diubah.
Setelah bayi laki-lakinya meninggal, Raja Daud berkata, "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku” (2 Samuel 12:22-23). Tentu saja jawabannya adalah “tidak.” Anaknya telah tiada, lalu apa yang sedang Daud lakukan di sini? Dia menerima apa yang tidak bisa diubah.
Dalam setiap kehilangan apa pun yang akan Anda alami dalam hidup Anda, hal pertama yang harus Anda lakukan yaitu menerima apa yang tidak dapat diubah.
Penerimaan bukan berarti Anda berhenti untuk peduli. Penerimaan bukan berarti itu tidak menyakitkan. Malah, itu sungguh menyakitkan! Pun penerimaan bukan berarti Anda harus berpikir bahwa apa yang terjadi itu baik adanya. Penerimaan berarti Anda tahu bahwa Anda tak dapat mengubahnya, dan Anda tahu bahwa itulah saatnya Anda harus melangkah dengan realita kehidupan yang baru.
Kenyataan apa yang harus Anda terima dalam hidup Anda? Mungkin itu berupa pekerjaan di mana Anda terus berpikir mereka akan menelepon Anda kembali dan memberikan Anda kesempatan lagi, tapi ternyata kesempatan itu tidak pernah datang.
Mungkin itu adalah hubungan yang sudah berakhir, tetapi Anda terus berharap orang tersebut akan kembali ke hidup Anda. Tapi ternyata orang tersebut tidak pernah kembali.
Mungkin itu adalah musim kehidupan yang sangat Anda nikmati, tetapi sekarang telah berakhir, dan Anda masih berharap Anda bisa memperpanjang waktu itu satu hari lagi. Terimalah bahwa musim kehidupan itu telah berakhir.
Mungkin itu sebuah mimpi yang tak kunjung terwujud, tetapi Anda belum bisa melepaskannya. Buatlah mimpi baru, tujuan baru, dan visi baru untuk hidup Anda.
Semuanya — hal-hal baik dan buruk — ada di sini selama satu musim. Ketika musim itu berakhir, Anda harus percaya bahwa Tuhan tetap memegang kendali.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Tuhan memegang kendali, bahkan ketika Anda terluka
dan berduka sekalipun?
-
Mengapa Anda butuh seseorang yang dapat mengatakan kebenaran firman
atas Anda, saat
Anda mencoba untuk menerima kenyataan yang menyakitkan? Siapakah yang bisa
melakukannya untuk Anda?
- Jika Anda membutuhkan
suatu impian baru untuk hidup Anda, apakah Anda siap
menyerahkan rancangan dan kehendak Anda kepada Tuhan? Bagaimana Anda akan
menunjukkan kepada-Nya bahwa Anda siap untuk menjalani rancangan yang Dia punya
atas Anda?
Tuhan
akan terus menuntun Anda menuju kedamaian ketika Anda siap untuk
sepenuhnya berserah kepada-Nya dan kepada rancangan-Nya yang sempurna.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Gambar : google.com
Posting Komentar untuk "Dalam Kesedihan Anda, Ambil Langkah Pertama Menuju Damai Sejahtera"