Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Memulihkan Hubungan




Bacaan Hari ini:
Matius 5:23-24 “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar tentang pengampunan? Apakah menurut Anda mengampuni juga berarti harus melanjutkan hubungan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa? Tidak—dan malah, itu tidak boleh.

Ketika seseorang melakukan sebuah pelanggaran besar yang menyebabkan putusnya hubungan, memaafkan bukan berarti melanjutkan hubungan yang tanpa adanya perubahan. Bahkan, memaafkan dan melanjutkan hubungan adalah dua hal yang berbeda.

Memaafkan adalah yang dilakukan oleh korban. Tetapi adalah tugas pelaku untuk melakukan apa yang seharusnya untuk memulihkan dan melanjutkan hubungan itu. Hanya berkata "Aku minta maaf" tidaklah cukup.

Alkitab mengajarkan tiga hal yang harus dilakukan oleh pelaku untuk mulai memperbaiki hubungan yang telah rusak:


Memulihkan hubungan membutuhkan pertobatan. 

Intinya, Anda benar-benar menyesal dengan apa yang telah Anda lakukan. Jangan hanya berkata, "Aku minta maaf.” Katakan, “Aku salah. Maafkan aku. Tolong ampuni aku." Anda bisa meminta maaf karena lupa melakukan tangguung jawab Anda kepada pasangan Anda, atau karena tidak sengaja menyenggol seseorang di supermarket, namun kesalahan yang lebih besar memerlukan pertobatan. Ketika Anda bertobat, Anda mengakui bahwa Anda salah, mengungkapkan kesedihan yang tulus, dan meminta pengampunan.

Memulihkan hubungan membutuhkan restitusi. 

Terkadang Anda harus melakukan semacam pemulihan fisik. Bahkan apabila Anda sudah dimaafkan, itu bukan berarti Anda bebas dari konsekuensi tindakan Anda. Bisa jadi Anda harus membayar ganti rugi kepada masyarakat atau individu atas apa yang telah dirusak atau dihancurkan akibat tindakan Anda.

Memulihkan hubungan membutuhkan membangun kembali kepercayaan. 

Membangun kembali kepercayaan bisa memerlukan waktu yang sangat lama. Ketika Anda menyakiti seseorang, idealnya orang itu akan segera memaafkan Anda. Namun, mereka tidak harus langsung kembali percaya pada Anda. Pengampunan dibangun di atas kasih karunia dan tanpa syarat; kepercayaan haruslah dibangun kembali dari waktu ke waktu.

Ingat, memaafkan dan melanjutkan hubungan bukanlah hal yang sama. Katakanlah, misalnya, Anda tahu bahwa rekan kerja atau orang yang Anda cintai telah berulang kali berbohong di belakang Anda. Ketika Anda mengetahui kesalahan mereka, maka inilah saatnya untuk memaafkan. Akan tetapi, untuk melanjutkan hubungan, si pelaku perlu bertobat, melakukan restitusi, dan berusaha membangun kembali kepercayaan.


Renungkan hal ini:

 
- Pikirkan tentang pengalaman Anda ketika Anda benar-benar bertobat. Bagaimana Anda mengungkapkan pertobatan itu?


- Kapan seseorang pernah melakukan restitusi kepada Anda? Bagaimana hal itu membantu Anda memulihkan hubungan?


- Apakah ada hubungan dalam hidup Anda di mana kepercayaan telah hilang? Jika memang Anda bersalah, apa yang bisa Anda lakukan untuk mulai membangun kembali kepercayaan itu?




Pernahkah Anda menyakiti seseorang? Apa yang perlu Anda lakukan untuk mulai memulihkan hubungan itu hari ini?


(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Gambar : google.com 

Posting Komentar untuk "Cara Memulihkan Hubungan"