Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuhan Menginginkan Doa yang Penuh Perasaan



Bacaan Hari ini:

Daniel 9:3 “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.”

Pernahkah Anda berdoa, “Tuhan, sekarang aku hendak tidur. Lindungilah aku sepanjang malam agar aku dapat bangun esok pagi.”

Atau bagaimana dengan doa ini: “Berkatilah makanan ini supaya menjadi berkat dan kekuatan bagi tubuh kami”?

Kebanyakan orang pasti pernah menggunakan doa yang populer ini. Tetapi apa sesungguhnya maksudnya? Apakah kita sungguh-sungguh mengucapkannya?

Kita begitu sering menggunakan doa hafalan, kita mengucapkan kata-kata yang ada di ingatan kita dan mengucapkannya terlebih dahulu sebelum lanjut kepada hal-hal yang ingin kita katakan dari dalam hati kita. 

Tuhan tidak mencari doa yang tanpa emosi atau yang tidak autentik. Dia tidak peduli jika Anda bisa berdoa dengan kata-kata doa yang dibuat oleh orang lain. Tuhan tidak peduli betapa indahnya doa Anda terdengar. Bahkan Dia tidak peduli dengan betapa bagusnya rangkaian kata doa Anda jika tidak ada emosi atau perasaan di baliknya.

Apa pun yang Anda minta kepada Tuhan di dalam doa—baik itu kebutuhan fisik, materi, spiritual, atau emosional—ungkapkan keinginan Anda dengan segenap hati Anda. Itulah yang menyenangkan hati Tuhan.

Ketika Daniel membutuhkan hikmat Tuhan untuk mengarahkan bangsa Israel, dia “mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu” (Daniel 9:3). Memohon berarti meminta dengan penuh perasaan, dengan segenap hati. Itu lebih dari sekadar permintaan rutin. Memohon berarti mencari Tuhan dengan keseriusan dengan sepenuh hati dan dengan kesungguhan dalam meminta. Tuhan mendengarkan permohonan kita.

Parafrase dari ayat ini adalah, “Aku mencurahkan isi hatiku. Aku berserah kepada TUHAN.”

Ini bukan doa yang lemah. Ini doa yang berani. Kapan terakhir kali Anda berdoa seperti itu?

Saya bisa beri tahu Anda, bahkan tanpa mengenal Anda secara pribadi, jika terakhir kali Anda berdoa seperti itu ialah ketika Anda dalam kesakitan yang dalam. Anda tidak mencurahkan isi hati Anda kepada Tuhan seperti itu saat segala sesuatunya berjalan dengan baik. Anda mencurahkan isi hati Anda kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya ketika Anda kesakitan.

Namun, itu bukan berarti Anda tidak bisa mengisi semua doa Anda dengan perasaan dan kesungguhan hati. Saat Anda menyaksikan apa yang sedang terjadi di dunia kita, hati Anda akan hancur oleh karena hal-hal yang menghancurkan hati Tuhan. Dia adalah Tuhan yang punya perasaan dan Dia merespons perasaan Anda dengan cinta kasih.

Curahkan hati Anda kepada Tuhan hari ini. Itu akan menarik Anda lebih dekat kepada-Nya dan memperdalam iman Anda ketika Anda melihat bagaimana Dia menjawab doa-doa Anda.


Renungkan hal ini:

- Kapan terakhir kali Anda benar-benar menunjukkan jiwa Anda di hadapan Tuhan? Apa yang Anda doakan?

- Jika segala sesuatunya berjalan dengan baik dalam hidup Anda, apa yang Tuhan ingin Anda minta kepada-Nya?

- Bagaimana Anda bisa meminta Tuhan untuk membantu membuat agar doa Anda lebih penuh perasaan jika saat ini saja Anda tidak menganggap diri Anda sebagai orang yang penuh perasaan?





Curahkan isi hati Anda pada Tuhan. Dia yang paling mengerti dan turut dapat merasakan kesusahan yang Anda alami.


(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Gambar : google.com

Posting Komentar untuk " Tuhan Menginginkan Doa yang Penuh Perasaan"