Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Khawatir itu Sia-Sia



Bacaan Hari ini:
Filipi 4:6-7 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

“Jangan khawatir” mungkin merupakan perintah yang paling sulit ditaati dalam Alkitab. Masing-masing kita telah melanggar perintah itu. Kita terus melanggarnya, karena khawatir adalah sifat dasar kita. 

Yesus berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Penyebab mengapa Anda gagal untuk tidak khawatir hari ini ialah karena Anda menghabiskan sebagian besar energi emosionil Anda untuk menyesali masa lalu dan mencemaskan masa depan.

Kekhawatiran tidak akan pernah mengubah apapun. Itu tak ada gunanya! Itu tak bisa mengubah masa lalu. Itu tak bisa mengatur masa depan.  Setiap menit dalam hidup Anda yang Anda habiskan untuk mengkhawatirkan sesuatu hanya terbuang sia-sia.

Kekhawatiran fokus pada ketakutan-ketakutan Anda, alih-alih yakin pada Tuhan. Ini merupakan ateisme praktis. Saat Anda khawatir, Anda bertingkah bagaikan seorang anak yatim. Anda bertindak seolah-olah Anda tidak punya Bapa surgawi yang telah berjanji akan memenuhi apa pun yang Anda butuhkan. Anda berpikir bahwa Anda punya wewenang mengurus permasalahan Anda sendiri. Namun, Alkitab tidak mengatakan seperti itu—kata-kata itu dikatakan dalam buku-buku motivasi diri. Dan itu salah. 

Jika Anda ingin menghentikan kebiasaan khawatir dalam hidup Anda, maka Anda harus belajar bagaimana caranya untuk fokus pada hal lain. Puasa dan doa—di mana Anda menahan diri akan sesuatu selama jangka waktu tertentu dan menjadikan apa yang Anda butuhkan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan—dapat membantu Anda menghentikan kebiasaan khawatir.

Alkitab berkata dalam Roma 8:6, “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.”

Anda harus memilih fokus Anda. Jika Anda mencoba berpikir dengan cara Anda sendiri, Anda akan merasa cemas, takut, dan panik. Anda akan menjadi panik sebab Anda dikendalikan oleh sifat berdosa Anda. Sebaliknya, ketika Anda fokus pada Tuhan dan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri Anda, maka Anda tak perlu khawatir sebab itu akan menuntun Anda pada kehidupan yang damai.

Kunci untuk mengatasi kekhawatiran yaitu dengan tidak berkata, "Saya tidak akan khawatir." Itu tidak akan pernah berhasil sebab Anda tengah fokus pada apa yang tidak Anda inginkan.

Alih-alih, ubah fokus Anda. Jangan menolak Tuhan. Pusatkan fokus Anda kembali kepada Tuhan dan berpeganglah pada kasih dan janji-janji-Nya untuk Anda.


Renungkan hal ini:
- Bagaimana kekhawatiran memengaruhi Anda secara mental, emosional, bahkan fisik
- Apa saja cara-cara praktis yang bisa Anda lakukan untuk bisa fokus kepada Tuhan?
- Bagaimana dengan menghafal ayat-ayat Alkitab dapat membantu Anda untuk kembali fokus kepada Tuhan di sepanjang hari Anda?




Kekhawatiran hanya akan membuat Anda tak bahagia hari ini.


(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Gambar : google.com


 

Posting Komentar untuk "Mengapa Khawatir itu Sia-Sia"