Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GENERATION TO GENERATION




Ini kali kedua saya datang dan saya begitu menyukai JPCC! Saya suka dengan orang-orang yang ada disini dan tentu juga makanannya, tetapi saya yakin ada sesuatu yang istimewa dan terjadi di gereja ini.

Hari ini saya akan berbicara dengan keluarga, dan semua dari kita pasti merupakan bagian dari keluarga, ada yang sudah menikah atau belum, tapi apa yang akan saya katakan sangat penting. Setiap kali saya berpikir mengenai sebuah angka, angka “936” ini selalu muncul.

Sebagian dari kita tidak mengerti arti angka “936” ini, tetapi karena saya bekerja di bidang keluarga, saya selalu memikirkan ini setiap kali. “936” artinya semenjak seorang bayi dilahirkan, sampai mereka menjadi dewasa, hanya ada 936 minggu saja.

Waktu berlalu begitu cepatnya. Saya mempunyai cucu lelaki bernama James, dan saya memgambil foto disaat dia berusia 3 minggu, dengan sisa 933 minggu sampai memasuki usia dewasa. Dia akan hidup di jaman yang berbeda dan menghadapi hal yang berbeda dibandingkan kita semua saat ini.

Dia akan membutuhkan keberadaan orang tua, kakek, nenek, paman, bibi dan guru sekolah minggu yang harus datang menyertai dia karena waktu berjalan begitu cepat. Ijinkan saya memperkenalkan Emily yang berusia 5 tahun, dan dia hanya mempunyai 676 minggu sampai dia memasuki usia dewasa.

Dia begitu cantik dan tentu Kan menghadapi tantangan yang kita tidak pernah hadapi sebelumnya, bagaimana dengan Jeremy yang berusia 10 tahun, dengan sisa 416 minggu sebelum memasuki usia dewasa. Dia sudah melebihi separuh dari usia masa anak-anak, dan juga ada Emily yang hanya tinggal menyisakan 52 minggu lagi sebelum memasuki usia dewasa.

Tentu di Indonesia, bukan berarti disaat dia memasuki usia dewasa bahwa dia harus tinggal sendiri dan meninggalkan orang tuanya, tetapi artinya kita sudah menyerahkan passport kedewasaan kepada dirinya.

Alkitab jelas sekali berkata bahwa hidup bersifat generational, tempat dimana saya melayani berkata bahwa salah satu tujuan gereja adalah untuk mementoring orang tua, dan kemudian orang tualah yang akan mementoring anaknya sehingga warisan iman bisa diturunkan kepada generasi berikutnya, dan JPCC sebagai gereja bisa memahami ini dengan baik.

Kalaupun ada dari kita yang belum menikah, apa yang saya bagikan bisa menjadi jalan atau peta bagi anda untuk menjalankan sebuah rumah tangga, dan jangan lupa bahwa waktu berjalan dengan begitu cepat. Untuk memberikan ilustrasi akan hal ini, Mari kita lihat video singkat ini sebelumnya.


It’s just a phase, so don’t miss it.

Saya tahu ada banyak ibu yang menestekan air mata disaat melihat video ini. Saya membantu pembuatan video ini dan selalu diingatkan bahwa 3 anak perempuan saya sekarang sudah menjadi dewasa dan waktu berjalan begitu cepat.

Sharing Ps. Jim – Saya sekarang mempunyai dua cucu, dan saya dan istri begitu fokus dengan kedua anak itu, yaitu Charlotte dan berusia 18 bulan, dia punya 846 minggu sampai dia menjadi dewasa, dan James punya 723 minggu sebelum menjadi dewasa. Waktu berjalan begitu cepat, dan James sekarang sudah berusia 4 tahun. Jangan lewatkan saat-saat yang anda miliki, kita harus sadari bahwa tidak ada satu keluarga yang sempurna.

This is my family, it may be small and broken, but it’s still good. Itulah perasaan saya mengenai keluarga, pada akhir hidup saya, saya tidak akan memikirkan uang tetapi saya hanya akan memikirkan hubungan saya dengan Tuhan dan keluarga saya.

Opening Verse – Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Ulangan 6:4-9 TB

Inilah ayat yang paling sering dikutip di Alkitab, Setiap pagi dan malam di rumah tangga orang yahudi, mereka selalu mengutip ayat ini dan menjadi pegangan dalam kehidupan keseharian mereka, inilah yang selalu mereka perkatakan dalam setiap musim kehidupan (pernikahan, penguburan dan kelahiran).

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari ayat ini :

Kita harus mengasihi dengan semua yang kita miliki, dalam pernikahan dan keluarga sebagai orang tua, hidupilah ayat-ayat ini. Kasih dan Kesetiaan selalu harus ada di dalam keluarga yang kita miliki.
Mengajarkan Iman kepada anak-anak kita. Terlalu lama di dalam gereja, kita berpikir bahwa pekerjaan ini adalah hanya untuk guru sekolah minggu, tetapi ayat ini berkata jelas bahwa kita perlu bekerjasama dengan gereja untuk mengajarkan iman dan menghidupi ini sebaik mungkin kepada anak-anak kita.
Hal ini kita lakukan dalam keseharian kita, dan saya yakin ini adalah cara yang Alkitab ajarkan bagi kita untuk bisa menurunkan iman kita dalam generasi ke generasi. Ayat ini juga kemungkinan besar menjadi ayat pertama yang Yesus dengar dari Ibunya Maria disaat KelahiranNya.

Menarik sekali bahwa Yesus mengatakan Hukum terutama atau “Shama” disaat Dia sedang dicobai, dan ini adalah hukum yang pertama dan terutama. Kata-kata Yesus yang radikal saat dicobai juga sangat penting untuk kita pelajari, yaitu “Kasihilah Sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Ini adalah pengakuan Iman Yesus.

Supporting Verse – “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:36-40 TB

Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN. Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Imamat 19:18-19 TB

Banyak kita berpikir bahwa hal ini seharusnya terjadi di gereja karena pelayan dan orang-orang yang ada di gereja lebih mampu dalam menghidupi hukum ini, tetapi pemuridan ini seharusnya dimulai di rumah. Di amerika, ada statistik bahwa disaat anak keluar dari SMA, 60% dari mereka kabur dan tidak lagi ada di dalam gereja.

Ada penelitian juga yang dilakukan dan berkata bahwa ada kemungkinan 300% lebih besar disaat mereka besar di gereja, untuk mereka akan bertahan di gereja apabila ada pembicaraan tentang Iman di dalam rumahnya. Jadi ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan di dalam rumah tangga, dan bukan di gereja saja.

Supporting Verse – Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Amsal 3:5 TB

Saya mencoba mengaplikasikan ini kepada cucu saya, James. Saya memberikan ayat mingguan Amsal 3:5 ini agar bisa dihafalkan olehnya. Sewaktu dia mencoba menghafal ayat ini, tentu pada saat-saat awal saya harus memberikan permen sebagai hadiah jika dia berhasil mengingat ayat ini. Pemuridan dimulai dari rumah tangga.

Supporting Verse – Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai , yang juga cakap mengajar orang lain. 2 Timotius 2:2 TB

Untuk urusan moral dan nilai, adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mengajari anak kita. Dalam hal seksualitas, begitu banyak anak muda yang mengambil keputusan yang buruk tentang ini, tetapi jika kita bisa memberikan nilai positif dalam hal pendidikan seksualitas dengan nilai dan moral yang baik di rumah tangga, maka semakin kecil mereka akan mengambil keputusan yang buruk diluar sana.

Hal ini penting karena kebanyakan anak belajar mengenai seksualitas dari sumber di luar dan bukan dari sumber rumah tangga yang ada di dalamnya. Ada teologi tentang pendidikan seksual, dimana Tuhan yang menciptakan seks dan melihat ini sebagai hal yang sangat baik dan oleh karena itu dibuat batasan yang ada agar bisa melindungi kita.

Agar keluarga kita bisa berhasil, maka Kita harus memimpin. KIta bisa memimpin dengan beberapa cara, yang pertama adalah kita bisa memimpin dengan Integritas

Supporting Verse – Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. Amsal 10:9 TB

Dia yang berjalan dengan kebenaran dan integritas akan menjadi orang yang lebih aman atau secure, dan maka anak-anak kita juga akan aman. Integritas bukan berarti sempurna, tetapi adalah autentik dan menjadi nyata. Menempatkan iman kita tanpa mengkuliahi mereka.

Saya dan istri kami dibesarkan di rumah tangga yang tidak ideal, dan kalau kami sebagai pasangan ingin menolong anak kami menjadi secure atau aman, kami harus bisa menjalankan ayat diatas ke dalam rumah tangga kami. Do your kids a favor and love your spouse.

Keintiman rohani atau Spiritual Intimacy adalah bagian yang paling jarang dikerjakan dalam sebuah hubungan. Bagi anda yang belum menikah, ini adalah sesuatu perlu dicari dalam persiapan anda sebelum menikah.

Sharing Dr. Jim – Suatu hari ada seorang ahli dalam pernikahan dan orang ini juga merupakan mentor saya. Dia memberikan kisah yang begitu memberkati saya. Dia bercerita bahwa angka perceraian di amerika adalah sekitar 50%. Seperti umpamanya saya sedang naik pesawat dari Los Angeles, dan tiba-tiba bertemu dengan anda yang ikut di penerbangan yang sama. Saya bisa dengan gampangnya mengatakan kepada anda bahwa ada 50% kemungkinan pesawat kita akan jatuh di penerbangan ini.

Kira-kira disaat mendengar prediksi yang suram ini, apakah kita tetap mau menaiki penerbangan ini? Begitu juga di dalam pernikahan, tetapi mereka masih berani menikah dan menjalaninya secara untung-untungan, dan saya dan istri saya bisa mengatakan bila tanpa adanya pertolongan Roh Kudus, kami berdua tidak akan bisa melalui pernikahan ini dengan baik.

Teman saya ini juga mengutip sebuah penelitian di Colombia University yang mengatakan bahwa orang yang berdoa bersama setiap harinya, ada kemungkinan 1:1100 bahwa mereka akan berhasil. Tentu bukan berarti pernikahan yang ada akan menjadi lebih mudah, tetapi keintiman rohani adalah area yang paling sedikit dikerjakan dalam hubungan.

Kita seringkali terlalu fokus terhadap anak dan bukan akan pernikahan, jadi jika kita mau memimpin dengan integritas, salah satunya bisa dilakukan dalam hubungan pernikahan kami. Buat beberapa dari anda yang belum menikah, bisa jadi fokusnya berupa dalam kekudusan dan juga dalam adiksi pornografi. Atau bisa juga dengan fokus dengan pasrah dan menerima untuk berhubungan dengan orang yang tidak sepadan secara rohani dengan diri kita.

Anak-anak kita perlu diri kita untuk memimpin, jadi kita harus memimpin mereka dengan penuh integritas. Agar keluarga kita bisa menjadi berhasil, kita juga harus memimpin dengan margin.

Salah satu masalah yang paling besar di dunia adalah kehidupan kita yang begitu cepat, seperti saat saya tiba di Jakarta, saya sempat berharap bahwa kalian tidak sesibuk dengan orang-orang yang ada di Amerika, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Ada orang-orang yang bahkan sampai tidak datang ke acara kelulusan anaknya karena kesibukan yang mereka punya. Jika Iblis tidak membuat kita menjadi jahat, maka dia akan membuat kita menjadi sibuk.

Apa yang teman dan mentor saya tidak pahami adalah dampak profetik yang dia punya akan hidup saya, ada sebuah organisasi bernama Promise Keeper di Amerika, saya sempat berbicara disana selama beberapa tahun. Suatu kali saya berbicara disana dengan audiensi sebanyak 40rban orang, dan saya juga diundang ke acara pastoral ceremonies, yaitu pendeta yang bertugas dalam acara dan pelayanan yang ada disana.

Disana saya kembali bertemu dengan Jack Harper, salah satu mentor pelayanan saya yang sudah terlebih dahulu melayani Tuhan. Dia memberikan saran ke saya bahwa bahwa dia harus berkata “tidak” pada hal yang baik, dan mengatakan “Iya” pada hal yang paling baik.

Hal yang paling baik menurutnya adalah hubungan dan waktunya dengan Tuhan, dan juga memastikan bahwa dia bisa mengasihi istri dan keluarganya dengan baik, sesibuk apapun pekerjaan dan kegiatan yang dia punya. Dengan mempunyai prioritas ini, dia mempunyai “margin” atau ruang dan waktu untuk berkata iya untuk hal yang paling penting.

KIta begitu sibuk melakukan hal yang baik tetapi kehilangan tenaga untuk menjaga hal yang penting seperti pernikahan dan keluarga.

Supporting Verse – Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Keluaran 20:11 TB

Bahasa Ibrani dari Refresh atau menyegarkan diri bisa diterjemahkan menjadi “God exhale” atau menghembuskan nafasNya. Sebagian besar kita begitu sibuk melakukan hal yang baik tetapi kehilangan tenaga untuk menjaga hal yang paling penting seperti hubungan dengan keluarga, kita semua punya Tuhan yang luar biasa, jangan sampai kita kehilangan fokus dan menggantikan PeranNya dalam hidup kita.

Kita harus mencari solusi untuk menghidupi prinsip memimpin dengan margin ini dalam kehidupan kita. Ada beberapa pertanyaan yang saya hadapi dalam hal ini.

Pertama, Apakah saya suka dengan pribadi saya sekarang? karena disaat saya kehilangan tenaga, saya tidak suka akan diri saya sendiri.

Kedua, Apakah pelayanan saya kepada Tuhan merusak pekerjaan Tuhan di dalam hidup saya? karena terkadang saya begitu sibuk melakukan pekerjaan Tuhan tetapi hal ini tidak bisa terus dipertahankan. Seperti halnya orang tua yang kehilangan hadiah terbesar dari Tuhan berupa keluarga, tetapi tidak bisa menjaga hubungan dengan mereka karena terlalu sibuk dengan pelayanan yang mereka lakukan.

Jadi pikirkan jadwal yang kita hidupi karena jika hal itu tidak terkendali, mungkin ada keputusan yang perlu anda perbaiki. Jika kita ingin agar keluarga kita bisa berhasil, kita juga perlu memimpin dengan Perspektif yang Kekal. Ini adalah sesuatu yang sebaiknya kita pelajari sebelum menikah.

Sharing Dr. Jim – Ayah saya adalah seorang pecandu alkohol dan pengusaha yang berhasil, tetapi disaat dia berhasil mengalahkan alkohol, hubungan kami menjadi dekat. Saat-saat menjelang kematian ayah saya, saya bertanya ke dokter apakah dia punya kekuatan untuk menjalankan operasi karena baru-baru dia jatuh dan mengalami broken hip. Dokter mengatakan bahwa dia bisa sembuh hanya ada resiko di dalam operasi ini.

Ayah saya menyetujui operasi yang ada ini, dan operasi ini kemudian berhasil. Dia kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain, dan di rumah sakit itu dia diberitahukan bahwa ayah saya akan meninggal. Suatu kali saat saya sedang bersama ayah saya, ada seorang suster wanita filipina yang datang dan membacakan chart yang ada dan mengatakan bahwa ini adalah waktu melakukan fisioterapi, meskipun dengan adanya prognosis yang suram.

Wanita ini mengatakan bahwa saya sangat mirip dengan ayah saya, Ayah saya mengangguk dan juga mengatakan kepadanya bahwa dia bangga kepada semua anak saya, termasuk saya. Dia juga berkata bahwa dia sama sekali tidak ada penyesalan dan tidak sabar untuk berjumpa dengan Yesus. Ayah saya punya perspektif yang kekal dan sama sekali tidak ada penyesalan.

Dia punya hubungan yang dekat dengan Yesus, dan dia juga sudah mengampuni dan memperbaiki hubungan yang dia punya dengan saya, dan oleh karena itulah dia tidak mempunyai penyesalan, ayah saya mempunyai perspektif yang kekal.

Saya sendiri sadar bahwa ada saatnya saya tida mempunyai perspektif yang kekal ini, jadi tujuan kita semua adalah mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan dan keluarga, kita terus lakukan yang terbaik dan ikuti peta yang Alkitab sudah katakan. Kita semua bisa melakukan ini karena Tuhan bersama dengan kita, dan bukan hanya mengandalkan kekuatan kiya sendiri.
 BY DR. JIM BURNS

Posting Komentar untuk "GENERATION TO GENERATION"