Australia Kembangkan Tes Darah Pertama di Dunia Deteksi Kanker Kulit
Canberra -
Para peneliti di Australia telah mengembangkan cara baru mendeteksi
kanker kulit yang mematikan, melanoma. Dipuji sebagai "pertama di
dunia," terobosan ini dapat secara dramatis meningkatkan potensi
kelangsungan hidup.
Peneliti Australia telah mengembangkan tes
darah "pertama di dunia" untuk mendeteksi melanoma tahap awal. Ini
sebuah perkembangan yang mereka katakan dapat menyelamatkan ribuan nyawa
dan jutaan dolar dalam biaya perawatan kesehatan.
Para peneliti
dari Edith Cowan University mengatakan, tes darah dapat membantu dokter
mendeteksi kanker kulit pada tahap awal sehingga lebih mudah untuk
diobati.
"Pasien yang memiliki melanoma yang terdeteksi pada tahap
awal punya tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun antara 90 dan
99 persen, sedangkan jika tidak terdeteksi secara dini dan sudah
menyebar ke seluruh tubuh, tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun
turun menjadi kurang dari 50 persen," ujar peneliti utama Pauline
Zaenker.
Melanoma biasanya diidentifikasi oleh dokter secara
visual dan sel kanker kulit yang mencurigakan harus menjalani pembedahan
eksisi dan biopsi.
Metode tes darah baru bekerja dengan menguji autoantibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan melanoma.
"Tubuh
mulai memproduksi antibodi ini segera setelah melanoma pertama kali
berkembang. Inilah cara kami dapat mendeteksi kanker pada tahap awal,
dengan tes darah ini," kata Zaenker.
Para peneliti mengidentifikasi kombinasi 10 antibodi dari 1627 jenis berbeda yang mengindikasikan adanya melanoma.
Penelitian yang masih dalam tahap awal ini diterbitkan dalam jurnal Oncotarget tanggal
18 Juli 2018 berdasarkan uji coba yang melibatkan 105 pasien dengan
melanoma dan 104 orang sehat. Tes darah mendeteksi melanoma stadium awal
pada 79 persen kasus.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji
klinis lebih lanjut untuk memvalidasi temuan. Ini bisa memakan waktu
sekitar tiga tahun lagi.
"Jika berhasil, kami berharap dapat
memiliki tes yang siap digunakan di klinik patologi sesegera mungkin,"
kata Profesor Mel Ziman dari Melanoma Research Group.
"Tujuan
utamanya tes darah ini adalah untuk memberikan kepastian diagnostik yang
lebih jelas sebelum biopsi dan untuk pemeriksaan rutin orang-orang yang
berisiko melanoma lebih tinggi. Seperti mereka yang memiliki banyak
tahi lalat atau mereka yang memiliki kulit pucat atau riwayat penyakit
dalam keluarga, "katanya.
Melanoma adalah jenis kanker kulit yang
paling mematikan dan paling umum yang disebabkan terutama melalui
paparan sinar UV dan sinar matahari. Australia memiliki tingkat melanoma
tertinggi kedua di dunia setelah Selandia Baru, dengan 14.000 diagnosis
baru dan hampir 2.000 kematian setiap tahun.
Sumber : detik.com