Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BPBD Cek Kabar 5.000 Warga Kelaparan di Merauke Usai Banjir

Ilustrasi warga Papua.

Jakarta, -- Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Wisnu Aditya mengatakan pihaknya masih mengecek kabar 5.000 jiwa di Distrik Waan Kabupaten Merauke, Papua, kelaparan dan terserang penyakit usai diterjang banjir rob.

Ia menyatakan telah menerjunkan personel BPBD Papua ke wilayah tersebut untuk mengecek kondisi masyarakat pascabanjir rob yang sempat menerjang wilayah tersebut.

"Berita itu kemarin baru kami terima, dan ini kan ada yang turun ke sana," kata Wisnu saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Selasa (5/3).


Kabar tentang 5.000 jiwa warga di Distrik Waan kekurangan pangan dan kelaparan telah beredar. Bahkan dikabarkan ada warga yang terpaksa memakan kulit kayu guna mengisi perut mereka.

Selain itu, anak-anak di wilayah tersebut juga terserang penyakit diare dan penyakit lainnya, usai banjir rob menerjang.

Dikabarkan pula kondisi warga di 11 kampung yang terdampak banjir rob di Distrik Waan sangat memprihatinkan. Tiga kampung yang mengalami dampak paling parah yakni Kampung Gladar, Kampung Tor dan Kampung Sabon.

Komandan Korem (Dandrem) 174 Merauke 174/Anim Ti Waninggap (ATW) Brigjen TNI Asep Setia Gunawan membantah kabar 5.000 jiwa di Distrik Waan kelaparan dan terserang penyakit pascaditerjang banjir rob.


"Tidak benar berita tersebut apalagi sampai makan kulit kayu, seperti yang beredar di media sosial," kata Asep seperti dilansir Antara, Minggu (4/3).

Meski begitu, Asep sendiri membenarkan bahwa 11 kampung di wilayah Distrik Waan sempat terjadi banjir rob pada 31 Januari 2018 lalu akibat air laut meluap hingga menggenangi kawasan di sekitar pemukiman warga.

Dampaknya, saat itu warga sempat mengalami kesulitan mendapatkan bahan pangan. Meski begitu, menurut Asep, warga tak mengalami kelaparan karena Pemerintah Kabupaten Merauke telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat.

"Sudah ditangani oleh Pemkab Merauke yang menyalurkan bantuan ke wilayah tersebut," kata Asep.


Asep menyayangkan ada pihak yang menyebarkan kabar tak benar tersebut untuk kepentingan pribadi. Ia menuding ada pihak yang memiliki kepentingan politik di wilayah tersebut untuk menarik simpati masyarakat dengan mengangkat isu tersebut.

"Pihak itu sengaja mengunggah warga sedang mengunyah kulit kayu dan itu dilakukan untuk menarik simpati menjelang pemilu legislatif di 2019," kata Asep. 






Sumber : cnnindonesia