Catat, Alasan Anda Wajib Miliki Tabungan!
![]() |
Menabung dapat mendatangkan banyak keuntungan, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun negara. |
– Tabungan merupakan dana "kepepet" yang biasa dikeluarkan saat dibutuhkan saja. Misalnya, ketika tiba-tiba perangkat keras (hardware) laptop rusak, padahal peranti ini adalah pendukung utama pekerjaan. Tentu Anda perlu melakukan perbaikan secepat mungkin.
Biaya
perbaikan yang dikeluarkan pun bisa jadi cukup besar. Kalau dana dalam
tabungan tidak memadai, simpanan berjangka seperti deposito terpaksa
dicairkan.
Padahal, nasabah yang mencairkan deposito sebelum jatuh
tempo dipastikan terkena penalti. Kisaran persentase penalti pun
beragam, mulai dari 0,5 persen sampai 3 persen, tergantung kebijakan
bank terkait.
Sudah begitu, pendapatan bunga kemungkinan
dihapuskan pula. Sudah susah-susah menunggu, tak dapat bunga, malah
harus menanggung biaya tambahan pula.
Ilustrasi di atas hanyalah
gambaran bahwa hidup selalu penuh ketidakpastian, termasuk urusan
finansial. Karena itu, memilah jenis simpanan dengan mempertimbangkan
kemungkinan tersebut patut dilakukan.
Sebaiknya rekening tabungan
tak sekadar jadi media penerimaan gaji bulanan. Sisakan sedikit uang
untuk benar-benar diendapkan dalam tabungan. Kalau perlu, buat dua
rekening tabungan, satu untuk keperluan rutin, lainnya untuk simpanan
darurat.
Besaran uang yang disisihkan dapat disesuaikan pula menurut pendapatan rutin. Kalau merujuk buku tentang pengelolaan keuangan All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan karya Elizabeth Warren, besaran tabungan disarankan sekitar 20 persen dari total pendapatan bersih per bulan.
Waktu paling tepat untuk menabung adalah sekarang.
Pendapatan bersih artinya, gaji bulanan sudah dipotong untuk semua keperluan rutin. Misalnya, gaji bulanan sebesar Rp 5 juta, setelah dikurangi keperluan sewa tempat tinggal, kebutuhan makan, dan lain-lain, menjadi Rp 3 juta. Nah, jumlah terakhir inilah yang dinamakan pendapatan bersih.
Setelah
tabungan darurat mencapai jumlah tertentu, baru pertimbangkan untuk
berinvestasi dalam jangka lebih panjang, misalnya dengan deposito.
Periodenya pun lebih baik dipilih yang paling rasional. Jangan sampai,
ujung-ujungnya deposito dicairkan sebelum jatuh tempo.
Bantu perekonomian
Sebenarnya,
tabungan di bank tak hanya bermanfaat untuk pengelolaan finansial
pribadi, tetapi juga punya andil bagi jalannya roda perekonomian suatu
negara. Saat ini, perbankan masih menjadi pilar penting sektor keuangan
Indonesia, salah satunya sebagai pintu keluar-masuk perputaran uang di
masyarakat.
Lewat bank, masyarakat pun bisa mendapatkan pinjaman
dana untuk beragam keperluan. Membeli rumah atau butuh modal usaha,
misalnya. Untuk menjalankan fungsi tersebut, bank butuh sumber dana
juga.
Nah, salah satu sumber dana yang bisa dikumpulkan perbankan
adalah simpanan masyarakat. Bahasa teknisnya, Dana Pihak Ketiga (DPK).
Di dalamnya ada tabungan, giro, dan deposito.
DPK kerap pula
disebut sebagai dana murah. Istilah ini datang dari perbandingan
terhadap sederet sumber pendanaan lain untuk perbankan, seperti kucuran
modal, atau hasil dari penempatan surat berharga dan pinjaman
antar-bank.
Merujuk data Statistik Perbankan Indonesia yang
dilansir Otoritas Jasa Keuangan, per Agustus 2016 simpanan masyarakat di
perbankan tercatat Rp 4.610 triliun. Dari total angka tersebut,
tabungan belum menjadi sumber utama DPK, dengan nominal Rp 1.407,7
triliun atau 30,70 persen saja.
Menabung di bank cenderung lebih aman daripada menyimpan uang di rumah.
Selain nominal, kepemilikan rekening tabungan juga masih menjadi tantangan. Presiden Joko Widodo pun sempat menyinggung hal ini pada peringatan Hari Menabung Sedunia 2016 beberapa waktu lalu.
"Baru
19 persen dari total penduduk (Indonesia) berusia di atas 15 tahun yang
memiliki rekening tabungan di bank," ucap Presiden, dalam sambutannya,
Senin (31/10/2016).
Perbankan pun tentu tak tinggal diam. Beragam strategi untuk meningkatkan minat menabung masyarakat digeber, termasuk menghadirkan beragam program promosi seperti undian berhadiah bagi pemilik tabungan.
Program
Serba Untung (Serbu) BTN adalah salah satunya. Menurut Direktur
Customer Banking Bank BTN, Handayani, program ini pada 2015
menghasilkan DPK senilai Rp 4,1 triliun bagi bank-nya.
"Tahun
ini, kami optimis target kelolaan dana murah dari Serbu dapat mencapai
Rp 6,3 triliun. Melalui program Serbu BTN (periode 2016-2017), kami juga
telah menyiapkan total hadiah sekitar Rp 18 miliar," kata Handayani
dikutip Kompas.com, Kamis (1/12/2016).
Untuk mengikuti
program tersebut, masyarakat tinggal membuka rekening tabungan BTN
Batara. Setelah terdaftar, nasabah lalu mengumpulkan poin yang kemudian
dapat ditukarkan menjadi hadiah.
Ibaratnya, hitung-hitung
berkontribusi mendukung perekonomian nasional sembari bisa membawa
pulang hadiah juga. Selamat menabung!
Sumber : kompas.com