Bertemu JK, Pengusaha Kapal Rakyat Ingin Ikut Program Tol Laut
![]() |
Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Pelayaran Rakyat Indonesia (Pelra)
meminta untuk dilibatkan dalam program tol laut pemerintah. Kapal-kapal
rakyat dapat membantu distribusi barang hingga ke daerah terpencil.
Hal ini mengemuka saat DPP Pelra bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).
"Malah kita ingin berperan tol laut pemerintah sebagai feeder. Tol laut itukan dari pelabuhan besar dari Belawan ke Surabaya, di daerah yang kecil tidak ada. begitu juga dari daerah yang kecil dikumpulin, kita yang angkut tapi dalam berbentuk curah, bukan kontainer," ujar Ketua Bidang Hukum DPP Pelra, Hamda.
Hal ini mengemuka saat DPP Pelra bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).
"Malah kita ingin berperan tol laut pemerintah sebagai feeder. Tol laut itukan dari pelabuhan besar dari Belawan ke Surabaya, di daerah yang kecil tidak ada. begitu juga dari daerah yang kecil dikumpulin, kita yang angkut tapi dalam berbentuk curah, bukan kontainer," ujar Ketua Bidang Hukum DPP Pelra, Hamda.
Hamda
mengatakan pelayaran tradisional masih tetap berjalan hingga saat ini.
Kapal-kapal rakyat ini menghubungkan pulau-pulau dan mengangkut
kebutuhan pokok.
Namun, Hamda mengatakan ada kendala terkait masalah pasokan kayu sebagai bahan baku kapal.
"Jadi kalau bisa bagaimana kita merevitalisasi pelayaran rakyat ini. Bahan bakunya kan sudah motorisasi tadinya layar. sekarang tinggal yang kurang itu bodinisasi, bagaimana konstruksinya itu terbuat dari baja. tapi yang masih kayu silahkan, jadi tidak menutup hanya pengembangan. Tentu kalau sudah begitukan perlu bimbingan dari pemerintah kan, bagaimana tipe ini supaya tetap eksis," ucapnya.
Namun, Hamda mengatakan ada kendala terkait masalah pasokan kayu sebagai bahan baku kapal.
"Jadi kalau bisa bagaimana kita merevitalisasi pelayaran rakyat ini. Bahan bakunya kan sudah motorisasi tadinya layar. sekarang tinggal yang kurang itu bodinisasi, bagaimana konstruksinya itu terbuat dari baja. tapi yang masih kayu silahkan, jadi tidak menutup hanya pengembangan. Tentu kalau sudah begitukan perlu bimbingan dari pemerintah kan, bagaimana tipe ini supaya tetap eksis," ucapnya.
Ketua
umum Pelra, Sudirman Abdullah menambahkan, pengusaha kapal rakyat
mendukung program tol laut. Oleh karenanya, Sudirman meminta pemerintah
juga ikut memperhatikan Pelra.
"Biar bagaimana pelayaran rakyat tetap dibutuhkan oleh masyarakat," ucapnya.
"Nah kita masuk di dalamnya cuma memang kita jarang dilihat oleh pemerintah. Kita tidak diperhitungkan di situ. tetapi dengan secara kasat mata memang tidak dilihat, tetapi secara kenyataan kita ada di dalamnya," sambungnya.
"Biar bagaimana pelayaran rakyat tetap dibutuhkan oleh masyarakat," ucapnya.
"Nah kita masuk di dalamnya cuma memang kita jarang dilihat oleh pemerintah. Kita tidak diperhitungkan di situ. tetapi dengan secara kasat mata memang tidak dilihat, tetapi secara kenyataan kita ada di dalamnya," sambungnya.
Kapal
kapal rakyat ini disebut Sudirman sebagai bagian kapal perintis
sehingga sangat cepat membantu distribusi barang dan memangkas waktu.
"Makanya kita minta kepada pemerintah bagaimana supaya kita perla tetap diberdayakan karena biar bagaimana ini Perla masih tetap dibutuhkan," terangnya.
Sebagai informasi, program Tol Laut melibatkan PT Pelni untuk membawa barang-barang kebutuhan masyarakat dari wilayah barat ke timur atau sebaliknya, hingga ke pulau-pulau terpencil.
"Makanya kita minta kepada pemerintah bagaimana supaya kita perla tetap diberdayakan karena biar bagaimana ini Perla masih tetap dibutuhkan," terangnya.
Sebagai informasi, program Tol Laut melibatkan PT Pelni untuk membawa barang-barang kebutuhan masyarakat dari wilayah barat ke timur atau sebaliknya, hingga ke pulau-pulau terpencil.
Sumber : detik.com