Inilah Mengapa Virus Zika Gagal Merebak di Indonesia
JAKARTA, –- Anda tentunya sudah pernah mendengar mengenai virus zika.
Virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini telah
menjangkiti berbagai negara di dunia, termasuk Brazil, Amerika Utara,
Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa. Gejalanya berupa demam,
nyeri sendi, mata merah, ruam, hingga mikrosefali pada bayi.
Di Indonesia sendiri, virus zika ditemukan kali pertama di Jambi pada
medio Desember 2014 hingga April 2015 lalu oleh Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman (LBME). Dari 103 sampel darah, ada satu yang
terjangkit virus zika. Padahal, orang tersebut berasal dari Jambi dan
tidak punya riwayat bepergian ke luar negeri.
LBME lantas meneliti lebih jauh untuk mengetahui potensi terjangkitnya virus zika pada orang lain.
“Kami ingin tahu, kok cuma satu, apakah yang lainnya tidak pernah
kontak dengan virus zika. Sebab, orang yang kena di Jambi itu kan tidak
pergi ke luar negeri,” kata Direktur LBME Amin Soebandrio di sela acara
Konferensi Internasional Eijkman ke-6 di Jakarta, Rabu (2/8/2017).
Amin mengatakan, sejumlah orang terdeteksi pernah berkontak dengan
virus zika melalui gigitan nyamuk. Namun, orang-orang tersebut tidak
sampai terjangkit zika dan hanya satu orang yang dipastikan terjangkit Zika. Dengan demikian, Indonesia tidak dapat dikatakan sebagai tempat merebaknya Zika.
Menurut Amin, tidak semua orang yang kedapatan berkontak dengan virus
zika terjangkit Zika. Antibodi manusia menjadi penangkal agar virus
tersebut tidak berkembang.
Melalui diagnosis, para peneliti menemukan bahwa antibodi terbangun
karena adanya proteksi silang dengan virus dengue yang menyebabkan demam
berdarah. Orang yang telah kebal terhadap virus dengue, juga kebal
terhadap virus zika. Begitu juga sebaliknya.
Hal itu terjadi karena adanya kesamaan famili virus zika dan dengue. Keduanya sama-sama berasal dari keluarga Flaviviridae.
“Itu salah satu hipotesis kenapa kasus zika hanya sedikit di
Indonesia. Kekebalan terhadap virus zika beraksi silang terhadap
kekebalan virus dengue. Walaupun kami belum pernah membuktikan secara
eksperimental, sudah ada penelitian kekebalan silang itu di luar
negeri,” kata Amin.
Dia mengatakan, ke depan, masih terdapat potensi merebaknya virus
baru di Indonesia. Namun, belum ada kepastian virus yang akan merebak.
Virus lama dapat bermutasi dan virus baru bisa timbul. Beberapa di
antaranya yang perlu mendapat perhatian adalah ebola, mers, dan zika.
“Seperti zika, kan selama ini tidak diperhatikan, tiba-tiba muncul,” kata Amin.
Ke depannya, Amin berharap dapat melakukan eksperimen untuk
membuktikan perlindungan silang antibodi virus dengue dengan virus zika
dalam konteks indonesia.
Sumber : kompas.com