BERLAKULAH ADIL, SETIA DAN RENDAH HATI
Baca: Mikha 6:1-16
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" Mikha 6:8
Mikha adalah orang Moresyet, suatu kota yang berada di dekat daerah Gat (baca Mikha 1:14). Arti nama Mikha adalah 'siapa Tuhan seperti Engkau.' Mikha hidup dan melayani pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia. Melalui Mikha, hamba-Nya ini, Tuhan mempunyai tuntutan terhadap umat-Nya: berlaku adil, setia dan rendah hati.
Adil berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus dan
tulus; suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Adil
berarti juga sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak: keputusan
hakim yang berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran;
sepatutnya; tidak sewenang-wenang.
Secara terminologi, adil bermakna
suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran; ini berkenaan
dengan hal yang patut diterima oleh seseorang (baca Keluaran 23:6)
dan mengarah kepada hubungan sesama manusia, antara tuan dengan hamba,
atasan dengan bawahan, orangtua dengan anak, suami dengan isteri,
pimpinan dengan karyawan, pemerintah dengan rakyatnya. Dunia dipenuhi
ketidakadilan, keadilan diputarbalikkan, keadilan dapat dibeli dengan
uang. Meski demikian orang percaya dituntut untuk menjadi teladan dalam
hal berlaku adil.
Setia adalah berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan
sebagainya); patuh; taat. Kesetiaan yang dimaksud bukan hanya
berkaitan dengan hubungan kita dengan Tuhan, tapi juga hubungan kita
dengan sesama manusia. Kesetiaan ibarat barang berharga, sangat mahal
dan langka untuk ditemukan, sebab "...telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia." (Mazmur 12:2). Kesetiaan adalah salah satu karakter yang Tuhan cari dalam diri orang percaya. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6).
Rendah hati adalah karakter yang Tuhan senangi, dan Ia benci dengan keangkuhan. "Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki;" (Mazmur 147:10). Kegagahan kuda dan kaki laki-laki berbicara tentang manusia yang mengandalkan kekuatan sendiri (sombong).
Sudahkah kita mempraktekkan apa yang menjadi tuntutan Tuhan ini?
Sumber : airhidupblog.blogspot.co.id