JANGAN BIMBANG TERHADAP JANJI TUHAN (1)
Baca: Roma 4:1-25
"Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah," Roma 4:20
Kebimbangan adalah salah satu panah yang Iblis lepaskan ke arah setiap orang percaya selain ketakutan, kekuatiran dan sebagainya. Iblis mau supaya manusia tidak lagi percaya dan beriman kepada Tuhan dan firman-Nya, melainkan percaya kepada dustanya. Jelas sekali bahwa kebimbangan adalah musuh dari iman.
"Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah," Roma 4:20
Kebimbangan adalah salah satu panah yang Iblis lepaskan ke arah setiap orang percaya selain ketakutan, kekuatiran dan sebagainya. Iblis mau supaya manusia tidak lagi percaya dan beriman kepada Tuhan dan firman-Nya, melainkan percaya kepada dustanya. Jelas sekali bahwa kebimbangan adalah musuh dari iman.
Selama kebimbangan menguasai hati
dan pikiran seseorang mustahil ia mempercayai janji Tuhan yang tertulis
di Alkitab. Secara fisik mungkin saja seseorang berada di ruang ibadah
dan mendengarkan firman Tuhan, tetapi sesungguhnya firman tersebut tidak
lagi mendapat tempat di hati dan pikirannya.
Secara manusia Abraham punya alasan menjadi bimbang ketika Tuhan berkata, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,..." (Kejadian 12:2), dan "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya... Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(Kejadian 15:5), sebab ketika mendengar janji Tuhan tersebut usianya
tidak lagi muda alias sudah tua, dan isterinya (Sara) juga sudah
menopause, yang secara ilmu kedokteran sudah mustahil untuk memiliki
keturunan.
Bagaimana respons Abraham ketika mendengar hal itu? "...percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
(Kejadian 15:6). Bahkan Sara sempat tertawa ketika mendengar janji
Tuhan tentang hal itu, tetapi pada akhirnya mereka melihat janji Tuhan
tersebut digenapi. "Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi
Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai
dengan firman Allah kepadanya." (Kejadian 21:2).
Penantian yang dijalani Abraham bukanlah penantian yang singkat,
namun butuh waktu yang cukup lama. Kita tahu bahwa menanti adalah
pekerjaan yang sangat membosankan! Belum lagi kondisi fisiknya yang
sudah menua dan melemah. Sesungguhnya Abraham punya alasan untuk
berhenti berharap, namun ia tetap memegang teguh janji Tuhan dan percaya
Tuhan sanggup melakukan segala perkara dan tidak ada rencana-Nya yang
gagal (baca Ayub 42:2), termasuk dalam hal memberi keturunan.
"Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?" Kejadian 18:14a
Sumber : airhidupblog.blogspot.co.id
Gambar : google.com