Belalang menyerang Sumba Timur ketika panen hampir usai
![]() |
Pihak berwenang menggunakan pestisida untuk menghadapi serangan belalang kumbara di Sumba Timur |
Serangan belalang kumbara terhadap
lahan penduduk di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), yang mulai terjadi sejak dua-tiga minggu lalu dianggap 'tidak
separah' serangan sebelumnya.
Hal ini karena serangan hama terjadi pada saat lahan penduduk sudah hampir semua dipanen, kata Gubernur NTT, Frans Belu Raya.
"Kali
ini tidak separah waktu lalu. Dan juga bersyukur karena tanaman pangan
sudah hampir semua dipanen. Tadi saya dilaporkan angkanya belum jelas
tapi ini tengah diproses yah. Dia ada kira-kira dua-tiga minggu
terakhir. Sekarang memang menurut laporan dari lapangan, sudah mulai
berkurang ," jelasnya.
Belalang kumbara yang terbang dalam bentuk koloni ratusan ekor
sehingga mirip awan ini melakukan serangannya dalam siklus 10 tahunan,
tambah Gubernur Frans.
Pemerintah NTT menegaskan pihaknya sudah
mengerahkan kelompok penanggulangan ke lapangan untuk menyemprotkan
pestisida guna mengatasi belalang.
"Membentuk garda
penanggulangannya. Juga menyiapkan pestisida untuk penanggulangannya.
Garda ini di lapangan akan terus berupaya untuk memberantasnya, dengan
tentu pemerintah memberikan insentif dalam bentuk natura untuk mereka
yang bekerja di lapangan," jelas Frans Belu Raya.
Dampak pestisida
Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan Institut Pertanian Bogor beberapa
tahun lalu, serangan hama belalang kumbara ini diketahui terjadi karena
pemangsa alamiah mereka sudah berkurang di alam.
Pada Sabtu
(10/06) dilaporkan serangan belalang terjadi pada area seluas 2-3
hektare di padang penggembalaan dan sehari kemudian bergeser ke arah
timur karena terlihat di atas Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.
Terkait dengan pengaruh negatif penggunaan pestisida pemberantas
hama terhadap lingkungan, Gubernur Frans mengatakan hal tersebut memang
tidak bisa dihindari dan mudah diatasi.
"Sudah pasti ada efek,
tetapi dalam rangka pemberantasan ini, mau tidak mau kita gunakan. Tentu
juga kalau efek menurut saya tidak terlalu berat, tidak terlalu parah
untuk lingkungan."
"Kalau ada serangga-serangga yang seharusnya
berguna, atau organisma yang seharusnya masih bisa berguna untuk
kesuburan lahan dan macam-macamnya, bisa ikut mati juga kan," jelas
Gubernur Frans Belu Raya mengakui dampak dari pestisida tersebut.
Sumber : bbcindonesia.com