Mengapa Yesus Tidak Membela Diri-Nya Sendiri?
Bacaan Hari ini:
Markus 14:61
"Tetapi Ia tetap diam dan
tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi,
katanya: 'Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?'"
Mengapa Paskah
begitu penting? Paskah itu penting sebab itu membuktikan bahwa Yesus
adalah seperti apa yang Ia nyatakan. Dia menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia, dan Dia datang ke Bumi untuk menyelamatkan kita.
Tiga peristiwa
dramatis terjadi secara berturut-turut di akhir minggu Paskah:
pengadilan Yesus, diikuti oleh kematian Yesus, dan terakhir Kebangkitan
Yesus. Yesus mengalami enam kali pengadilan dalam waktu sehari sebelum
kematian-Nya. Dalam satu malam, Ia dibawa ke hadapan Hanas (ayah mertua
Kayafas), Kayafas (imam besar), Sanhedrin (Mahkamah Agama), Pilatus
(Gubernur Yerusalem), Herodes (Gubernur Galilea), dan kemudian kembali
kepada Pilatus.
Di akhir keenam pengadilan tersebut, kesalahan apa yang
mereka dapati dari Yesus? Tidak ada. Ia tidak melakukan kesalahan
apapun. Mereka mendatangkan orang-orang untuk memberikan tuduhan palsu,
tapi tak ada satu pun dari tuduhan tersebut yang terbukti benar.
Akhirnya mereka hanya bisa menghukum Dia dengan satu tuduhan: karena
mengaku bahwa diri-Nya adalah Anak Allah. Hanya itu satu-satunya alasan
yang bisa mereka pakai untuk menyalibkan Yesus.
Setiap orang yang tahu
tentang Yesus seperti telah membuat semacam label tentang siapa Dia.
Entah apakah mereka percaya bahwa Dia adalah seorang pembohong, atau
orang gila, atau malah sebaliknya, percaya bahwa Dia adalah Tuhan.
Percaya bukan berarti menyatakan, "Saya percaya Ia adalah guru yang
baik." Ia tidak bisa hanya menjadi guru yang baik, karena guru yang baik
tidak akan berkata, "Akulah satu-satunya jalan menuju Surga." Orang
yang baik tidak akan berkata seperti itu, kecuali itu adalah sebuah
kebenaran. Yesus mengklaim bahwa diri-Nya adalah Juruselamat dunia.
Dalam Yohanes 12:47b dikatakan bahwa Ia menyatakan: "Aku datang bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya." Dia
mengorbankan diri-Nya untuk diadili agar tidak akan ada keraguan tentang
siapa Dia. Yesus bisa saja menghentikan pengadilan itu kapan pun Ia
mau, namun Ia telah terlebih dahulu mengetahui bahwa Ia suatu saat akan
terbukti bersalah dan disalibkan. Tapi Ia tetap membiarkan itu terjadi,
sebab itu semua merupakan bagian dari rencana-Nya.
Renungkan hal ini:
Menurut Anda mengapa Allah mengijinkan Yesus untuk dihukum mati,
walaupun sebenarnya Ia tidak bersalah?
Dari peristiwa ini, bagaimanakah
karakter Allah?
Apa reaksi Anda ketika Anda pertama kali diperkenalkan
kepada Yesus?
Saat ini apa yang Anda percaya tentang Yesus?
Diam artinya percaya
pada rencana Allah yang bekerja melalui hidup kita. Teladan Yesus
dibuktikan dengan percaya pada rencana Allah yang besar yaitu
keselamatan lewat korbanNya di kayu salib.
(Diterjemahkan dari Daily
Devotional by Rick Warren)
Sumber : google.com