Mendag: Indonesia Akan Perbanyak Ekspor Mobil ke Arab Saudi
![]() |
Pada 2016, nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi hanya US$1,33 miliar, sedangkan impor dari Arab Saudi mencapai US$2,73 miliar. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari). |
Jakarta,
Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita
melansir, hubungan dagang antara Indonesia dan Arab Saudi mengalami
ketertinggalan dalam beberapa tahun terakhir. Buktinya, neraca
perdagangan Indonesia - Arab Saudi semakin kendur. Perlambatan terjadi
seiring dengan jatuhnya harga minyak dunia dan sejumlah komoditas
global.
"Kami menyepakati, pada dasarnya ada ketertinggalan dua negara dalam hubungan dagang, dan itu nampak sekali dari waktu ke waktu neraca perdagangan kami turun. Walaupun itu disebabkan oleh harga minyak yang turun dan juga kondisi ekonomi global," terang Enggar di sela forum Indonesia - Saudi Arabia Business Forum yang digelar Kamis, (2/3) di Hotel Grand Hyatt.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sejak 2011 lalu hingga 2016, neraca perdagangan Indonesia dan Arab Saudi sangat timpang alias selalu mengalami defisit.
Tahun lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia - Arab Saudi mencapai US$ 1,39 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.
"Kami menyepakati, pada dasarnya ada ketertinggalan dua negara dalam hubungan dagang, dan itu nampak sekali dari waktu ke waktu neraca perdagangan kami turun. Walaupun itu disebabkan oleh harga minyak yang turun dan juga kondisi ekonomi global," terang Enggar di sela forum Indonesia - Saudi Arabia Business Forum yang digelar Kamis, (2/3) di Hotel Grand Hyatt.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sejak 2011 lalu hingga 2016, neraca perdagangan Indonesia dan Arab Saudi sangat timpang alias selalu mengalami defisit.
Tahun lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia - Arab Saudi mencapai US$ 1,39 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.
Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mencapai US$ 1,36 miliar. Pada 2016, nilai ekspor Indonesia ke Arab
Saudi hanya US$1,33 miliar, sedangkan impor dari Arab Saudi mencapai
US$2,73 miliar.
Sebetulnya, sambung Enggar, ia menyadari masih banyak lagi komoditi-komoditi yang bisa dikembangkan dan diekspor ke Arab Saudi. Salah satunya, yaitu manufaktur seperti otomotif. Makanya, usai perjanjian kerja sama ini, diharapkan ekspor otomotif ke Arab Saudi semakin meningkat.
"Begitu besar potensinya, kami mulai dari manufaktur otomotif, seperti mobil. Itu pada dasarnya memiliki nilai tambah," imbuh dia.
Menteri Senior Arab Saudi Ibrahim Al Assaf mengakui, selama ini, negaranya terlalu menggantungkan pertumbuhan ekspor kepada komoditas konvensional, seperti minyak dan rempah-rempah. Oleh sebab itu, dalam kunjungan kenegaraan kali ini, pengusaha-pengusaha Arab Saudi akan lebih banyak menggali potensi ekonomi Indonesia lainnya, seperti pariwisata halal.
Sebetulnya, sambung Enggar, ia menyadari masih banyak lagi komoditi-komoditi yang bisa dikembangkan dan diekspor ke Arab Saudi. Salah satunya, yaitu manufaktur seperti otomotif. Makanya, usai perjanjian kerja sama ini, diharapkan ekspor otomotif ke Arab Saudi semakin meningkat.
"Begitu besar potensinya, kami mulai dari manufaktur otomotif, seperti mobil. Itu pada dasarnya memiliki nilai tambah," imbuh dia.
Menteri Senior Arab Saudi Ibrahim Al Assaf mengakui, selama ini, negaranya terlalu menggantungkan pertumbuhan ekspor kepada komoditas konvensional, seperti minyak dan rempah-rempah. Oleh sebab itu, dalam kunjungan kenegaraan kali ini, pengusaha-pengusaha Arab Saudi akan lebih banyak menggali potensi ekonomi Indonesia lainnya, seperti pariwisata halal.
Sumber: cnnindonesia.com