Kapal Pesiar Inggris Hancurkan Terumbu Karang Raja Ampat
Manokwari - Salah satu
terumbu karang di Raja Ampat, Propinsi Papua Barat, rusak berat pekan
lalu ketika kapal pesiar berbendera Bahama menabrak terumbu karang saat
air laut surut. Kapal Caledonian Sky sepanjang 90 meter yang dimiliki
oleh operator tur Noble Caledonia, kandas setelah menyelesaikan
perjalanan bird-watching ke Pulau Waigeo pada 4 Maret silam.
Caledonian Sky merusak terumbu karang seluas 1.600 meter persegi di situs penyelaman yang dikenal sebagai Crossover Reef. Noble Caledonia menggambarkan kecelakaan itu sebagai “sebuah kemalangan” dan menyatakan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang. Kerusakan kapal sangat minim dan telah berlayar kembali setelah diperiksa para penyelidik.
Tim evaluasi resmi dari Universitas Papua menemukan bahwa kapal Caledonian Sky terperangkap di perairan yang surut meskipun dilengkapi GPS dan instrumen radar. Sebuah kapal penarik dari Kota Sorong dikerahkan untuk membantu mengapungkan kapal pesiar.
“Ini sesuatu yang seharusnya tidak terjadi karena kerusakan karang lebih buruk," ujar Ricardo Tapilatu, Kepala Pusat Penelitian Pacific Marine Resources di Universitas Papua. Untuk mengurangi kerusakan pada terumbu karang, kapal penarik harus menunggu air pasang untuk mengapungkan kembali Caledonian Sky.
Caledonian Sky seberat 4.290 ton mengangkut 102 penumpang dan 79 awak kapal dalam perjalanan 16 hari dari Papua Nugini ke Filipina. Insiden itu mengakibatkan kehancuran habitat ekosistem struktural dan mengurangi atau menghilangkan keanekaragaman delapan jenis karang, termasuk acropora, porites, montipora, dan stylophora.
Tim evaluasi akan merekomendasikan Noble Caledonia membayar kompensasi US$ 800-1.200 per meter persegi, atau total US$ 1,28-1,92 juta. Ini berdasarkan fakta bahwa kerusakan terjadi di taman nasional yang menjadi rumah keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.
Caledonian Sky merusak terumbu karang seluas 1.600 meter persegi di situs penyelaman yang dikenal sebagai Crossover Reef. Noble Caledonia menggambarkan kecelakaan itu sebagai “sebuah kemalangan” dan menyatakan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang. Kerusakan kapal sangat minim dan telah berlayar kembali setelah diperiksa para penyelidik.
Tim evaluasi resmi dari Universitas Papua menemukan bahwa kapal Caledonian Sky terperangkap di perairan yang surut meskipun dilengkapi GPS dan instrumen radar. Sebuah kapal penarik dari Kota Sorong dikerahkan untuk membantu mengapungkan kapal pesiar.
“Ini sesuatu yang seharusnya tidak terjadi karena kerusakan karang lebih buruk," ujar Ricardo Tapilatu, Kepala Pusat Penelitian Pacific Marine Resources di Universitas Papua. Untuk mengurangi kerusakan pada terumbu karang, kapal penarik harus menunggu air pasang untuk mengapungkan kembali Caledonian Sky.
Caledonian Sky seberat 4.290 ton mengangkut 102 penumpang dan 79 awak kapal dalam perjalanan 16 hari dari Papua Nugini ke Filipina. Insiden itu mengakibatkan kehancuran habitat ekosistem struktural dan mengurangi atau menghilangkan keanekaragaman delapan jenis karang, termasuk acropora, porites, montipora, dan stylophora.
Tim evaluasi akan merekomendasikan Noble Caledonia membayar kompensasi US$ 800-1.200 per meter persegi, atau total US$ 1,28-1,92 juta. Ini berdasarkan fakta bahwa kerusakan terjadi di taman nasional yang menjadi rumah keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.
Sumber : tempo.co