Kok Saya Gagal?
Kejadian
16:2
Berkatalah
Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak.
Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat
memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Beberapa bulan yang lalu
saya berdiri bersamping-sampingan dengan penulis terlaris, Bruce Wilkinson.
Bruce berdiri di belakang sebuah partisi akordeon, menunggu untuk berjalan ke
atas panggung. Saya berdiri di sampingnya, memeriksa seluk-beluk janji-janji
Allah.
Selama proses menuju ke acara tersebut, kami tidak pernah mengobrol.
Namun, kami berdua membagikan hal yang sama malam itu: kami berdua mengikuti
suara Tuhan dan menemukan kegagalan di akhir perjalanan.
Ketika Bruce berbicara ia menjelaskan bagaimana perusahaan publikasi pertamanya harus gulung tikar setelah terbit 5 edisi. "Ketika majalah pertama berhenti terbit, saya yakin hanya satu hal - saya tidak pernah menghasilkan majalah lain." Segera setelah itu, Bruce menjelaskan, ia memproduksi publikasi yang diterbitkan secara periodik, meskipun sebenarnya ia enggan
melakukannya.
Pada 1978, Bruce meluncurkan Daily Walk dan perjalanan pelayanan penerbitan Kristennya pun dimulai. "Setelah majalah pertama berhasil diterbitkan, saya tergoda untuk mengambil kredit untuk keberhasilan
yang dicapai dan keberhasilan Daily Walk. Tetapi, kegagalan itu meninggalkan sebuah keyakinan dalam pikiran saya tentang siapa yang pantas menerima kemuliaan."
Saya pun juga pernah membuat dan kehilangan uang dalam usaha
penerbitan. Saya juga (seperti Bruce Wilkerson)
merasa mendengar suara Tuhan dan menemukan diri saya hilang di gurun utang dan keraguan. Apa artinya menjadikan dan mengalami kegagalan dalam apa yang Tuhan panggil untuk kita kerjakan? Apa artinya
melahirkan dan tidak sukses?
“Inilah silsilah Yesus
Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,”
(Matius 1:1-2)
Abraham menjadi seorang
ayah, seperti yang dijanjikan Allah, tetapi jeda antara janji Allah dan pemenuhan
janji itu, sampai berdekade lamanya, menyebabkan Abraham pun mempertanyakan
keakuratan visi Allah. Seperti kita, Abraham berusaha untuk membentuk kembali
janji Allah menjadi berhala yang ia bisa sentuh, lihat dan pahami.
"Kompromi adalah jawabannya," ujar kita. "Saya akan tidur dengan
pembantu agar apa yang dimaksudkan Allah terjadi."
Rencana Allah, dalam waktu
Allah, dengan umat Allah selalu menghasilkan buah, tetapi itu bukan berarti
kita tidak akan tersandung dan gagal dalam perjalanan ke depan. Waktu kita di
padang gurun adalah penting dan ditetapkan oleh Allah dengan tujuan
mempersiapkan kita menuju kepada visi-Nya.
Pengujian iman mengubah kita menjadi
seorang hamba yang layak bermimpi besar dengan hasil yang luar biasa. Uji coba
menuntut kita menjawab pertanyaan ini: "Apakah saya akan cukup memercayai
Allah untuk melihat saya melalui ke sisi lain bahkan ketika saya tidak bisa melihat tepinya?" Bukankah itu
pertanyaan yang menghantui kita saat kita menghirup nafas terakhir?
Saya kehilangan $30.000
pada saat menjalankan perusahaan majalah dan berjanji setelah bahwa saya tidak akan
pernah menerbitkan buku lain atau pun cetakan yang berkala. Namun, di sini tiga
puluh tahun kemudian, saya menerbitkan buku-buku Kristen.
Pada penutupan konferensi,
saya berjalan ke puncak Chimney Rock dan berdiri di mesa memandang pegunungan
New Mexico yang coklat. Angin barat yang dingin menerpa saya, membuat saya jauh
dari tepi. Ini adalah hal yang kita takuti: Mengalami kejatuhan, kegagalan, dan
kekalahan di tahap akhirnya. Kita meraih mimpi dan menjadi mundur ketika
jari-jari kita hanya menemukan kekosongan.
"Masalah dengan
Gereja," kata Bruce, "terlalu banyak orang Kristen yang takut gagal. Namun
Allah jarang membuat ketakutan kita menghilang. Sebaliknya, Dia meminta kita
untuk menjadi kuat dan berani."
“Tetapi segera Yesus
berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Matius 14:27
Ambillah keberanian, buat,
dan klaim janji-janji yang telah Allah taruh di hatimu. Pegang tangan Allah dan
lahirkan impianmu. Kamu tidak dapat menemukan tepian jika kamu tidak bersandar.
Jadi, bersandar kepada-Nya dan lihatlah ke seberang gurun.
Selama
Tetap Percaya dan Taat, Apa yang Telah Allah Janjikan Kepadamu Pasti Terjadi.
Sumber: jawaban.com
Gambar: Google