Ini Isi Bahasan Pertemuan Jokowi Bersama PGI dan KWI
![]() |
Sumber : Satuharapan.com |
Kalau
sebelum-sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang
para ulama dan pemimpin agama dari berbagai organisasi Muslim. Kali ini
pak presiden juga melakukan hal senada pada umat Kristiani.
Tepatnya
Rabu (18/1) kemarin, Jokowi mengundang perwakilan
dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Koferensi Waligereja
Indonesia (KWI) bertemu empat mata di Istana Negara, Jakarta.
Seperti diberitakan, presiden mengajak kedua lembaga perwakilan
umat Kristiani itu suntuk berdiskusi soal keberagaman dan toleransi di Indonesia.
“Pak Presiden meminta masukan kepada KWI maupun PGI, apa
yang selama ini digelisahkan. Jadi yang digelisahkan ya tentang
multikulturalisme, peran pendidikan, revolusi mental,” kata Menteri Sekretaris
Negara Pratikno, seperti dilansir Tempo.co, Rabu (18/1).
Undangan
ini pun dihadiri oleh perwakilan PGI Ketua Henriette
Tabita Hutabarat, Ketua Albertus Patty dan Sekretaris Umum Gomar Gultom.
Sementara
dari perwakilan KWI dihadiri oleh Mgr Suharyo, Romo Eddy Purwanto, Romo
Benny
Susetyo dan Romo Agus. Dalam pertemuan ini, Jokowi mengangkat topik
bahasan soal revolusi mental yang perlu diperkuat di Indonesia.
“Dikatakan, perlu dikuatkan revolusi mental, perlu
dikuatkan pemantapan Pancasila, mendukung tentang dibentuk unit kerja untuk pemantapan Pancasila,” katanya.
“Sebetulnya
saya belum melakukan apa-apa dengan Revolusi
Mental ini. Kita ini menghadapi kerusakan yang luar biasa, sampai sulit
untuk
menentukan akan mulai dari mana. Tapi segera muncul gugatan dari kaum
muda,
karena hampir tiadanya teladan. Masak mau ngajarin Revolusi Mental, tapi
kelakuan penuh cela?” ucap Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Tak hanya membahas soal cara memperkuat Revolusi mental, pertemuan
ini juga membahas beberapa isu lainnya, termasuk masalah intoleransi yang marak belakangan ini.
“Kami
membahas agar masalah intoleransi bisa diatasi.
Bapak Presiden tadi mengatakan itu sedang dikerjakan. Peranan semua
kelompok masyarakat sangat penting,” ucap Henriette Tabita Hutabarat,
Ketua PGI.
Dari
hasil pembahasan ini, presiden bersama jajarannya berjanji
akan mengatasi masalah intoleransi yang masih terjadi di Indonesia.
Salah satu hal
yang akan dikerjakan adalah mengatasi kesenjangan sosial dan pendidikan
di
tengah masyarakat yang dinilai sebagai penyebab munculnya intoleransi.
Karena itu dibutuhkan pendidikan terkait kebhinekaan serta upaya
pemerataan ekonomi.
Tak lupa, perwakilan PGI dan KWI yang hadir juga menyampaikan
apresiasi atas kinerja pemerintahan Jokowi sepanjang satu tahun sebelumnya. Di
bawah kemimpinannya, banyak kemajuan yang dirasa terjadi, mulai dari pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang merata dan penertiban menuju tata pemerintahan
yang lebih hemat, efisien dan transparan serta pemangkasan beragam regulasi yang
berbelit di bidang ekonomi.
Karena itu, mereka mengambil komitmen untuk terus mendoakan dan mendukung langkah-langkah seluruh rencana yang akan dikerjakan di jajaran pemerintahan Jokowi.
Sumber: jawaban.com