Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inflasi Sepanjang 2016 Diprediksi Sentuh 3,3 Persen

Pengamatan pada harga makanan menunjukkan tekanan penurunan harga yang mencerminkan inflasi headline yang turun menjadi 0,42 persen secara bulanan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta,  Mandiri Sekuritas memprediksi inflasi setahun penuh 2016 sebesar 3,3 persen berdasarkan skenario dasar.

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan realisasi inflasi 11 bulan pertama 2016 sebesar 2,59 persen, membuat kenaikan indeks harga konsumen (CPI) Desember harus sebesar 0,69 persen secara bulanan untuk mencapai prediksi setahun tadi.

“Meskipun demikian, pengamatan kami pada harga makanan menunjukkan tekanan penurunan harga yang mencerminkan inflasi headline yang turun menjadi 0,42 persen secara bulanan atau 3,02 persen secara tahunan,” ujarnya dalam riset, dikutip Selasa (3/1).

Ia menjelaskan, prediksi inflasi pemerintah berkisar 0,2 persen-0,6 persen secara bulanan yang membuat angka inflasi tahunan 2,8 persen-3,2 persen. Ia mengaku belum melihat tanda-tanda adanya tekanan permintaan, dan karena itu memprediksi inflasi inti 3,10 persen secara tahunan, yang juga sejalan dengan konsensus.

“Kami memprediksi komponen makanan mentah dalam CPI akan berkontribusi rendah pada inflasi berdasarkan pengamatan pada 26 Desember 2016,” katanya.

Kenaikan harga produk ayam ditutup oleh penurunan harga cabai, dan penurunan harga cabai itu mencerminkan panen yang lebih baik ketika curah hujan tidak terlalu deras seperti pada November 2016. Potensi kenaikan diprediksi terjadi pada tarif transportasi pada musim liburan.

“Meskipun ada tekanan untuk naik, flat-nya harga premium dan solar sejak April 2016 akan bertahan lebih lama karena pemerintah memutuskan demikian setidaknya hingga kuartal I 2017,” imbuhnya.

Kondisi itu, lanjutnya, dapat menghindari penumpukan tekanan inflasi karena penyesuaian tarif listrik akan dimulai pada Januari 2017. Ketika kebijakan pengendalian inflasi positif dalam jangka pendek, keberlanjutannya pada 2017 akan terlihat pada prospek stok minyak yang semakin tipis.

“Kami mengantisipasi inflasi akan berbalik menguat (rebound) ke 4,2 persen pada 2017 karena penyesuaian harga barang yang diatur pemerintah (administered price), terutama tarif listrik,” ungkapnya.

Hal itu, lanjut Leo, ditambah oleh risiko kenaikan harga minyak, yang dinilai tidak menyisakan ruang untuk penurunan suku bunga acuan dari posisi saat ini 4,75 persen. Ia menilai suku bunga akan tetap sepanjang 2017.
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com