Bersaksi tentang Kristus Butuh Tindakan Nyata
![]() |
Ilustrasi: Paus Fransiskus tiba untuk bertemu dengan penduduk di Italia tengah yang dilanda gempa bumi, di aula Paus Paulus IV, di Vatikan, 5 Januari 2017. (Foto: voaindonesia.com /AP Photo/Andrew Medichini). |
ROMA, Menjadi orang
Kristen sejati tidak harus menjadi kelompok orang suci (pastor, bruder,
suster), tetapi harus lebih banyak memberi kesaksian tentang Yesus dalam
kata dan terutama perbuatan dalam dunia nyata, kata Paus Fransiskus
mengatakan kepada anggota paroki di wilayah timur Roma, Italia.
Seperti diberitakan Catholic Herald, hari Senin (16/1),
Paus Fransiskus mengatakan demikian saat memberi homili pada Minggu
(15/1) di lingkungan paroki Saint Mary di Setteville, Roma.
“Menjadi saksi Kristus tidak berarti menjadi kaum suci, tetapi bisa
saja menjadi orang miskin yang mengatakan ‘ya saya adalah orang berdosa,
tetapi Yesus Kristus adalah Tuhan dan saya akan berusaha memberi
kesaksian tentang dia hari lepas hari dan memperbaiki cara hidup saya ke
jalan yang benar,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus berpesan tiga hal mendasar dalam bersaksi tentang
Tuhan Yesus Kristus. “Kesaksian Kristen dilakukan dengan tiga hal lewat
kata, hati dan tangan,” kata dia.
Paus Fransiskus sebelumnya mengadakan pertemuan terpisah dengan
anak-anak dan remaja dari program pendidikan agama dan kelompok
kepanduan, selain itu dia juga bertemu dengan orangtua dari 45 bayi
dibaptis di paroki tersebut, kemudian dengan sekelompok umat yang sakit
atau disabilitas, kemudian dengan dewan paroki dan lebih dari 100 umat
yang aktif dalam kegiatan paroki.
Sebelum merayakan Misa, ia mendengar pengakuan dari perwakilan empat
paroki. Kantor pers Vatikan mengatakan mereka adalah pasangan muda yang
peduli kepada seorang asisten pendeta yang berusia 50 tahun, dan
memiliki penyakit amyotrophic lateral sclerosis.
"Jika saya mengatakan saya Katolik dan pergi ke Misa setiap hari
Minggu dengan orang tua saya, tapi saya tidak berbicara (tentang Yesus),
saya tidak membantu kakek-nenek saya, tidak membantu orang miskin,
tidak mengunjungi orang sakit, maka sama artinya dengan saya tidak
bersaksi dan itu tidak ada gunanya,” kata Paus Fransiskus kepada para
pemuda.
“Sikap seperti ini tidak lain bagaikan menjadi burung beo yang hanya
mengulang kata-kata, karena bersaksi menurut prinsip Kristiani
membutuhkan tindakan,” kata dia.
Paus Fransiskus memfokuskan tentang kesaksian dari Santo Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus Kristus sebagai juru selamat.
“Bagaimana murid-murid Yesus bertemu dengan Dia (Yesus Kristus)?
Karena mereka bersaksi, hal itu sama dengan kehidupan kita,” kata Paus
Fransiskus.
Paus Fransiskus menambahkan keimanan seseorang tidak sama dengan
menjadi pendukung kesebelasan sepak bola tertentu atau menganut filosofi
tertentu yang mengikuti aturan. “Menjadi Kristiani, yang paling utama
adalah bersaksi tentang siapa Yesus Kristus,” kata dia.
Paus Fransiskus mengatakan Kristiani telah tersebar di seluruh dunia
karena banyak orang bersaksi dalam kata-kata bahwa Yesus Kristus adalah
Juru Selamat. Dia menambahkan, kesaksian setiap orang berbeda-beda
karena kesaksian bisa dengan cara yang paling mudah, atau di sisi lain
harus mengalami kekerasan seperti martir.
“Murid-murid Yesus tidak mengambil kursus untuk dapat bersaksi
tentang Yesus Kristus, melainkan mereka mengikut Dia dan mendengar Dia,
dan mencoba berperilaku seperti Yesus Kristus,” kata dia.
“12 murid Yesus mengalami hal yang berbeda-beda, karena mereka bisa mengalami kebanggaan bahkan kecemburuan,” dia menambahkan.
Paus Fransiskus bertanya tentang ibadah yang sempurna, jawabnya
adalah jangan mempergunjingkan orang. “Katakan tidak kepada gosip, jika
anda memiliki masalah dengan orang lain, kemukakan secara langsung,”
kata dia.
Sumber: satuharapan.com