Polri Temukan Lima Bom Aktif di Rumah Terduga Teroris Tangsel
![]() |
Mabes Polri menyebut lima bom yang mereka temukan sudah siap pakai. Saat berita ini diturunkan, satu ransel berisi bom belum ditemukan |
Jakarta,
--
Markas Besar Polri menyebut Detasemen Khusus 88
Antiteror menemukan lima bom aktif di rumah kelompok terduga teroris
yang terletak di Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu,
Tangerang Selatan, Banten.
Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, para terduga teroris telah menyelesaikan perakitan lima bom itu.
"Ada lima bom aktif di dalam," kata Awi di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (21/12).
Awi berkata, terduga teroris melempar satu dari lima bom itu ke arah personel kepolisian saat penggerebekan berlangsung, sekitar pukul 09.30 WIB.
Namun hingga berita ini diturunkan, Polri belum dapat memastikan jenis bom tersebut. Informasi sementara yang mereka publikasikan, bom itu hasil rakitan tangan yang memiliki bentuk tidak beraturan.
Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, para terduga teroris telah menyelesaikan perakitan lima bom itu.
"Ada lima bom aktif di dalam," kata Awi di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (21/12).
Awi berkata, terduga teroris melempar satu dari lima bom itu ke arah personel kepolisian saat penggerebekan berlangsung, sekitar pukul 09.30 WIB.
Namun hingga berita ini diturunkan, Polri belum dapat memastikan jenis bom tersebut. Informasi sementara yang mereka publikasikan, bom itu hasil rakitan tangan yang memiliki bentuk tidak beraturan.
|
Ditemui di lokasi kejadian, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan
menuturkan, para terduga teroris itu menyimpan rangkaian bom itu di
dalam tas ransel.
"Dua ransel sudah diledakkan, satu dalam proses pembongkaran," kata Iriawan.
Selain menemukan tas ransel berisi bom, dalam penggerebekan tersebut polisi juga menemukan senjata api, pipa yang diduga merupakan bahan pembuat bom.
"Dua ransel sudah diledakkan, satu dalam proses pembongkaran," kata Iriawan.
Selain menemukan tas ransel berisi bom, dalam penggerebekan tersebut polisi juga menemukan senjata api, pipa yang diduga merupakan bahan pembuat bom.
|
Iriawan mengatakan, kepolisian mengetahui keberadaan terduga teroris
Tangerang Selatan dari Dian Yulia Novi. Dian adalah tersangka tindak
pidana terorisme yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat. Ia dituduh
merencanakan aksi bom bunuh diri atau sebagai calon pengantin dengan bom
dalam bentuk alat memasak nasi.
Dari Dian, polisi menangkap seorang terduga teroris bernama Adam Noor Syam, di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan pada pukul 08.00 WIB. Adam mengaku akan melakukan serangan teror di Pos Polisi Lalu Lintas yang berlokasi di depan Rumah Sakit Eka, Serpong.
Mendapatkan informasi itu, polisi langsung bergerak menuju rumah kontrakan di Kawasan Curug.
"Ada beberapa nama yang akan beraksi jelang natal dan tahun baru," kata Iriawan.
Di rumah kontrakan terjadi baku tembak antara polisi dengan tiga terduga teroris, yakni Omen, Irwan, dan Helmi. Penembakan dilakukan lantaran ketiganya melakukan perlawanan dan sempat melempar bom ke arah polisi.
Menurut Iriawan, ketiga pelaku yang menempati rumah kontrakan itu berperan sebagai perakit bom. Mereka merancang modus aksi teror dengan kronologi menusuk anggota polisi sehingga muncul kerumunan massa.
"Setelah terjadi kerumunan massa, akan ada bom bunuh diri yang meledak," kata Iriawan.
Dari Dian, polisi menangkap seorang terduga teroris bernama Adam Noor Syam, di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan pada pukul 08.00 WIB. Adam mengaku akan melakukan serangan teror di Pos Polisi Lalu Lintas yang berlokasi di depan Rumah Sakit Eka, Serpong.
Mendapatkan informasi itu, polisi langsung bergerak menuju rumah kontrakan di Kawasan Curug.
"Ada beberapa nama yang akan beraksi jelang natal dan tahun baru," kata Iriawan.
Di rumah kontrakan terjadi baku tembak antara polisi dengan tiga terduga teroris, yakni Omen, Irwan, dan Helmi. Penembakan dilakukan lantaran ketiganya melakukan perlawanan dan sempat melempar bom ke arah polisi.
Menurut Iriawan, ketiga pelaku yang menempati rumah kontrakan itu berperan sebagai perakit bom. Mereka merancang modus aksi teror dengan kronologi menusuk anggota polisi sehingga muncul kerumunan massa.
"Setelah terjadi kerumunan massa, akan ada bom bunuh diri yang meledak," kata Iriawan.
Sumber :cnnindonesia