Mundurnya PM Italia Pukulan Telak bagi Uni Eropa
![]() |
PM Italia Matteo Renzi Senin (5/12) mengundurkan diri dari jabatannya setelah hasil referendum menolak reformasi konstitusi yang diusulkannya. |
Pengunduran diri PM Italia Matteo Renzi menyusul hasil referendum
yang menolak perubahan konstitusi yang diusulkannya, dinilai sebagai
pukulan politik lagi untuk Uni Eropa.
Kekhawatiran semakin besar bahwa ketidakpastian politik ini akan
memperburuk masalah kronis yang dihadapi bank-bank Italia dan menyebar
ke bagian Eropa lainnya.
Banca Monte dei Paschi di Siena, Italia, mengklaim pihaknya adalah
bank tertua di dunia, tetapi kini masa depannya tidak menentu. Bank ini
dihadapkan kesulitan jauh sebelum referendum pada Minggu, tetapi
ambisinya untuk menggalang dana sebesar $ 5.4 milyar kini terhambat oleh
kekisruhan politik baru-baru ini.
Banyak analis meramalkan bank ini akan dinasionalisasikan dalam hari-hari mendatang.
Luigi Scazzieri, pengamat dari Center for Europeran Reform,
mengatakan, “Dalam jangka pendeknya mereka akan dihadapkan pada
kesulitan menggalang dana, yang mereka perlukan untuk menutup pinjaman
buruk. Tetapi tidak ada yang berubah dalam situasi perbankan sejak
sebelum referendum.”
Italia berharap kesadaran hal itu akan menenangkan investor
sehubungan nasib bank-bank Italia, yang kini menumpuk pinjaman buruk
senilai $390 milyar. Biaya pinjaman di Italia juga naik sejak
referendum.
Perdana Menteri Matteo Renzi akan tetap menjabat sampai anggaran 2017
diloloskan oleh parlemen. Presiden Italia mengatakan dia tidak akan
memerintahkan penyelenggaraan pemilihan segera, tetapi ketidakpastian
politik di sana bisa menyebabkan keresahan pasar yang merugikan ekonomi
Italia.
Pihak oposisi, Gerakan Lima Bintang, yang kini berada diperingkat
atas dalam jajak pendapat, menuntut pemilihan segera, serta referendum
untuk meninggalkan zona euro. Tetapi analis mengatakan, kekhawatiran
bahwa Italia akan meninggalkan sistem mata uang tunggal ini
dibesar-besarkan, dan hukum pemilihan baru kemungkinan besar akan
mengarah pada pemerintahan koalisi.
“Hukum baru ini kemungkinan besar akan didasarkan pada sistem
proporsional. Dan sistem seperti itu akan sangat menyulitkan partai
tunggal seperti Gerakan Lima Bintang untuk meraih kekuasaan dalam
pemilihan berikutnya,” tambah Luigi Scazzieri.
Harapan di Italia dan Eropa, kata analis, adalah bahwa peralihan
politik yang mulus akan mencegah akhir yang kacau setelah terjadi
kekisruhan polisik selama tahun ini.
Sumber: voaindoensia.com