Kelebihan Uang, Ahok Akan Hentikan Dana Patungan Kampanye
![]() |
Ahok dan Djarot akan menghentikan dana patungan kampanye yang didapat dari masyarakat. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Jakarta,
Petahana pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat
akan menghentikan dana patungan kampanye yang didapat dari masyarakat.
Sampai 9 Desember lalu Ahok-Djarot sudah meraup dana Rp27 miliar.
"(Pengumpulan dana di Rumah) Lembang juga saya kira nanti sampai Desember saja. (Di Rumah) Lembang juga tiap hari kami datang Rp100 juta juga. Kami kan enggak pakai uang banyak," kata Ahok sebelum membuka acara Basuki Djarot Untuk Perempuan Jakarta.
Alasan dari pemberhentian dana patungan kampanye ini lantaran Ahok tidak mau memiliki dana yang berlebih. Ahok memperkirakan dana itu berlebih karena setiap hari uang patungan bertambah dari masyarakat.
"(Pengumpulan dana di Rumah) Lembang juga saya kira nanti sampai Desember saja. (Di Rumah) Lembang juga tiap hari kami datang Rp100 juta juga. Kami kan enggak pakai uang banyak," kata Ahok sebelum membuka acara Basuki Djarot Untuk Perempuan Jakarta.
Alasan dari pemberhentian dana patungan kampanye ini lantaran Ahok tidak mau memiliki dana yang berlebih. Ahok memperkirakan dana itu berlebih karena setiap hari uang patungan bertambah dari masyarakat.
|
"Jadi kami pun sudah mulai mau setop, mungkin dua kali lagi gala dinner.
Mereka (KPU dan Bawaslu) minta saya udah setop," kata Ahok.
Ahok mengatakan semua uang yang didapat terdata dengan baik. Tidak ada uang yang diberikan secara tunai, semua uang diberikan pada Ahok-Djarot dengan cara transfer.
Semua masyarakat yang memberikan uang itu, kata Ahok, memiliki Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan peraturan Komisi Pemilihan Umum sehingga apa yang dilakukan oleh pihaknya tidak melanggar aturan.
Dana itu didapat dari sumbangan warga sejak hari pertama kampanye pada 28 Oktober 2016. Masyarakat menyumbang melalui situs ahokdjarot.id, setor tunai ke bank, posko pemenangan di Rumah Lembang, dan booth yang dibuka di mal-mal, seperti Kota Kasablanka dan Central Park.
Warga bisa menyumbang mulai dari Rp10 ribu-Rp75 juta per orang. Sumbangan itu berasal dari beragam cara, salah satunya didapat dari hasil lelang lukisan Ahok yang dilelang Rp75 juta.
Ahok mengatakan semua uang yang didapat terdata dengan baik. Tidak ada uang yang diberikan secara tunai, semua uang diberikan pada Ahok-Djarot dengan cara transfer.
Semua masyarakat yang memberikan uang itu, kata Ahok, memiliki Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan peraturan Komisi Pemilihan Umum sehingga apa yang dilakukan oleh pihaknya tidak melanggar aturan.
Dana itu didapat dari sumbangan warga sejak hari pertama kampanye pada 28 Oktober 2016. Masyarakat menyumbang melalui situs ahokdjarot.id, setor tunai ke bank, posko pemenangan di Rumah Lembang, dan booth yang dibuka di mal-mal, seperti Kota Kasablanka dan Central Park.
Warga bisa menyumbang mulai dari Rp10 ribu-Rp75 juta per orang. Sumbangan itu berasal dari beragam cara, salah satunya didapat dari hasil lelang lukisan Ahok yang dilelang Rp75 juta.
Sumber: cnnindonesia.com