Karena Penyakit Langka, Guru Ini Terpaksa Berhenti Kerja
![]() |
Sumber : detik.com |
Hannah
Harry (26), seorang guru cantik dari Wales Selatan, Inggris terpaksa harus
meninggalkan pekerjaanya karena penyakit langka yang ia derita karena tidak
boleh berdekatan dengan anak kecil.
Kisah ini bermula ketika kecil, Hannah memang
berbeda dari teman-teman seusianya. Ia sering tertidur di kelas, dan begitu
juga saat dia berada dirumah. Mengalami gangguan tidur dan susah makan ditambah
sering sakit-sakitan membuat Hannah memiliki poros yang kurus.
Berkali-kali Hannah melakukan tes kesehatan,
namun tidak ada yang mengetahui apa yang sebenanya penyakit dia. Kondisinya semakin parah
seiring bertambahnya usia.
Pada saat Hannah duduk di bangku kuliah tahun
2009, Dokter akhirnya mendiagnosis Hannah dengan kondisi langka yang mengenai
jaringan ikat bernama Ehlers Danlos Syndrome. Tetapi Hannah tetap bertekad
untuk menjalani kehidupan yang normal seperti mahasiswa lainnya.
Pada umur 21 tahun, Hannah jatuh sakit lebih
serius. Setelah menjalani rangkaian tes selama tiga hari di National Hospital
for Neurology and Neosurgery, dia dinyatakan mengidap sakit langka Postural
Orthostatic Tacychardic Syndrome (PoTS).
Penyakit itu menyebabkan tubuhnya gagal
melakukan berbagai fungsi, misalnya menjaga tubuh tetap hangat atau mengatur
detak jantung dan mengharuskan Hannah bergantung dengan berbagai macam
obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari.
Luar biasanya, Hannah mampu menyelesaikan
pendidikannya dari Trinity St. David’s demi mengejar cita-cita sebagai guru di
dari dalam rumah sakit.
Setelah menjalani pengobatan, Hannah mulai
berkata bahwa dirinya “hidup kembali”.
Setelah itu Hannah kembali ke kampung halamannya
dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru sekolah dasar dan mewujudkan
impiannya sebagai pengajar. Namun, hal tersebut kemudian sirna ketika wabah
campak menyerang Wales Selatan pada tahun 2012 dan sampai ketempat kerjanya.
Hannahpun tertular dan tidak hanya terkena campak, paru-parunya ikut meradang.
Hannah dilarikan kerumah sakit Morrison
Hospital, Swansea dan menjalani perawatan intensif selama 9 pekan. Meskipun
hanya dipicu oleh campak, dokter mengatakan Hannah berada di antara hidup dan
mati.
Setelah beberapa waktu, Hannah berhasil sembuh
dari campak namun berakibat sistem kekebalan tubuhnya yang menurun dan mengharuskan Hannah keluar dari
pekerjaannya karena murid-muridnya bisa dengan mudah menularkan penyakit kepada
Hannah. Anak-anak rentan membawa berbagai macam virus atau pemicu infeksi yang
akan menjadi fatal bagi Hannah.
“Saya sempat marah dan kecewa, karena itu
adalah pekerjaan impian saya, walaupun saya tahu ini demi kebaikan saya
sendiri,” katanya.
Kini Hannah menghabiskan waktunya dirumah
mengerjakan blog miliknya untuk menghilangkan kebosanan. Tentunya dengan 100
tablet obat dan 18 suntikan setiap harinya. Melalui blog tersebut, Hannah juga
berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan penyakit yang ia punyai.
“Tidak selamanya buruk kok, kadang-kadang saja
saya harus pakai kursi roda, ketika tidak sedang kambuh, ya bisa melakukan
apapun,” pungkasnya.
Kisah Hannah ini menginspirasi kita untuk selalu
bersyukur dalam menjalani kehidupan. Selalu akan ada hal positif setiap
kejadian hidup kita.
“kepada Allah aku
percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar
kepada-Mu.” Mazmur
56:11-12