Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Identitas Pelaku Penembakan Dubes Rusia di Turki Terungkap

Altintas mengenakan jas dan dasi ketika datang ke pameran seni di Ankara yang dihadiri oleh Karlov. (Hasim Kilic/Hurriyet via Reuters)
Jakarta,  Tak berapa lama setelah Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, dinyatakan tewas akibat penembakan di Ankara pada Senin (19/12), identitas pelaku langsung terungkap.

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengonfirmasi bahwa pelaku merupakan anggota kepolisian bernama Mevlut Mert Altintas.

Soylu membeberkan bahwa Altintas merupakan salah satu anggota kepolisian anti-huru hara yang ditugaskan di Ankara sejak 2,5 tahun lalu.
Altintas lahir pada 24 Juni 1994 di Provinsi Aydin, Turki. Ia kemudian duduk di bangku Sekolah Menengah Tinggi Soke Cumhuriyet Anadolu dan melanjutkan studinya di Sekolah Vokasi Kepolisian Izmir Rustu Unsal.

Hingga kini, Soylu mengatakan bahwa otoritas masih terus menyelidiki motif penyerangan. Ayah dan saudara perempuan Altintas ditahan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Sejumlah potongan video di berbagai jejaring sosial menunjukkan Altintas mengenakan jas dan dasi ketika datang ke pameran seni di Ankara yang dihadiri oleh Karlov.

Ia kemudian menembak Karlov dari arah belakang ketika sang dubes sedang menyampaikan kata sambutan. Para pengunjung pun langsung berhamburan keluar.

Sebagaimana dilansir Reuters merujuk pada laporan kantor berita Anadolu, setelah menembak Karlov, Altintas sempat berteriak, "Allahu akbar!"

Ia kemudian berbalik ke arah pengunjung dan kembali berteriak, "Jangan lupakan Suriah. Jangan lupakan Aleppo. Semua yang ikut serta dalam tirani ini akan bertanggung jawab!"

Rusia merupakan sekutu dari rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Koalisi Rusia membantu pasukan pemerintah Suriah untuk merebut kembali Aleppo dari tangan pemberontak.

Turki sendiri merupakan penentang rezim Assad. Hubungan kedua negara sempat panas setelah Turki menembak jatuh jet koalisi Rusia di dekat perbatasan dengan Suriah.

Namun kemudian, Turki dan Rusia terus memperbaiki hubungan. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan berkoordinasi langsung dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk membahas proses evakuasi di Aleppo.
 
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com