Bank Sentral Eropa Tambah Stimulus 0,5 Triliun Euro
![]() |
Kantor Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman (foto: dok). |
Bank Sentral Eropa (ECB) menambah stimulus pada zona ekonomi Eropa
sebesar setengah triliun euro atau sekitar 579 milyar dolar untuk
mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Bank Sentral Eropa menambah stimulus pada zona ekonomi Eropa sebesar
setengah triliun euro atau sekitar 579 milyar dolar untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi, pada saat Eropa akan melangsungkan beberapa pemilu
tahun depan yang kemungkinan dipenuhi berbagai gejolak.
Kepala badan moneter dari 19 negara zona Euro hari Kamis (8/12)
mengatakan akan tetap menyuntikkan dana lewat program pembelian obligasi
sampai setidaknya Desember ini.
Bank Sentral Eropa akan mengurangi jumlah obligasi yang dibelinya
setelah bulan Maret menjadi 60 milliar euro atau sekitar 64 milliar
dolar untuk obligasi satu bulan, atau turun dibanding sebelumnya 80
miliar euro. Hal ini secara efektif akan menambah stimulus sedikitnya
540 miliar euro pada jumlah yang sudah ada yang kini mencapai 1,74
miliar euro atau sekitar 1,87 triliun dolar.
Penurunan jumlah ini mengejutkan para analis, yang umumnya
memperkirakan laju pembelian akan tetap sama. Meskipun demikian jumlah
stimulus yang ada akan jauh lebih besar dibanding jika Bank Sentral
Eropa hanya memperpanjang obligasi enam bulan pada tingkat yang sama.
Bank Sentral Eropa juga mengatakan akan meningkatkan pembelian
bulanannya jika dibutuhkan, meskipun masih belum ada tanggal pasti
tentang pengakhiran program stimulus tersebut.
Ekonom Carsten Brzeski di ING-DiBa mengatakan resiko yang diambil
bank sentral itu memperoleh reaksi negatif di pasar, karena mengirim
pesan bahwa fokus saat ini adalah pada pengurangan ketimbang peningkatan
stimulus.
Dengan perpanjangan stimulus itu, Bank Sentral Eropa bergerak ke arah
yang berlawanan dengan kebijakan Bank Sentral Amerika. Dalam pertemuan
tanggal 13 – 14 Desember mendatang, the Fed akan mengkaji ulang kenaikan
tingkat suku bunga utamanya.
Pasar mengantisipasi bahwa presiden terpilih Donald Trump akan
mewujudkan janji-janjinya untuk menghabiskan lebih banyak anggaran pada
pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan setelah ia dilantik
20 Januari nanti, sehingga berakibat meningkatkan inflasi dan
pertumbuhan dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.
Hal ini akan
memberi alasan bagi the Fed untuk menaikkan suku bunga utamanya.
Sumber: voaindonesia.com