Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RI Bawa Isu Perdamaian dan Gender pada Pertemuan MIKTA

Indonesia akan mengahdiri pertemuan informal negara MIKTA yang akan berlangsung pekan ini di Sydney, Australia, guna membahas sejumlah isu global terkini. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta,  Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dijadwalkan akan menghadiri pertemuan lima negara kekuatan menengah yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA) di Sydney, Australia pada Kamis (24/11). Dalam pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari ini, Menlu akan membahas sejumlah isu global terkini, termasuk upaya menciptakan perdamaian dan dan kesetaraan gender. 

"Ada beberapa diskusi dalam pertemuan nanti, Bu Menlu akan lead discussion mengenai operasi perdamaian. Indonesia sangat berpengaruh dalam aksi perdamaian dunia karena kita memiliki jumlah pasukan [penjaga] perdamaian terbanyak [di PBB]," ungkap Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kemlu, Muhsin Syihab, Rabu (23/11).
Berdasarkan data Operasi Perdamaian PBB, Indonesia merupakan kontributor terbesar di Asia bahkan ke 12 di dunia dalam hal operasi perdamaian. Sekitar 2.854 tentara Indonesia berpartisipasi dalam operasi perdamaian dunia PBB.

Dalam isu ini, tutur Muhsin, Retno juga akan menekankan pentingnya peran perempuan dalam operasi perdamaian dunia. Sejauh ini sekitar 31 tentara perempuan Indonesia bergabung dalam operasi perdamaian itu.

"Pentingnya partisipasi pasukan perdamaian perempuan juga akan ditekankan Bu menlu dalam diskusi tersebut," kata Muhsin.

Selain itu, dalam pertemuan ke-8 ini, Indonesia juga akan menyampaikan kontribusinya terhadap perkembangan MIKTA. Salah satunya, Indonesia berhasil menggelar dialog lintas agama dan budaya negara MIKTA.

Indonesia juga turut mengenjot isu deradikalisasi sebagai bagian komitmen negara untuk memberangi aksi terorisme yang menjadi salah satu perhatian negara MIKTA.

Muhsin berujar, MIKTA bukan lah sebuah blok, melainkan forum informal yang dibentuk pada 2013 lalu sebagai bentuk peran aktif lima negara tersebut menyikapipermasalahan dan isu global terkini.

Kelima negara ini, papar Muhsin, termasuk lima negara yang sangat aktif di tingkat global dan dinilai memiliki suara dan pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan norma internasional.

Dalam forum MIKTA ini, kelima negara diharapkan bisa saling bertukar nilai-nilai bersama seperti demokrasi, HAM, ekonomi, dan pemerintahan yang baik.

"Indonesia diundang oleh Menlu Australia, Julie Bishop, pada pertemuan kali ini. MIKTA ini bukan grouping atau pun positioning baru. Ini hanya forum informal untuk bahas isu di tataran global," tutur Muhsin.

Pertemuan MIKTA terakhir kali diselenggarakan di sela-sela pertemuan sidang majelis umum PBB di New York. Hasil pertemuan MIKTA sebelumnya yakni terkait kesepakatan pengembangan kerja sama kemanusiaan dan pernyataan bersama tentang percobaan nuklir Korea Utara.
 
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com