Membajak Tanah Hati
Baca: Amos 9:11-15
"'Sesungguhnya, waktu akan datang,' demikianlah firman TUHAN, 'bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran.'" Amos 9:13
Seorang hamba Tuhan atau pemberita Injil adalah sama seperti seorang petani yang sedang membajak tanah. Mengapa tanah harus dibajak lebih dahulu?
"'Sesungguhnya, waktu akan datang,' demikianlah firman TUHAN, 'bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran.'" Amos 9:13
Seorang hamba Tuhan atau pemberita Injil adalah sama seperti seorang petani yang sedang membajak tanah. Mengapa tanah harus dibajak lebih dahulu?
Karena tidak semua tanah itu baik dan siap pakai, ada tanah
keras, ada pula yang berbatu. Tujuan membajak adalah untuk
menggemburkan tanah atau melembutkan tanah yang akan ditaburi benih.
Begitu pula tugas pemberita Injil. Sebelum menyampaikan firman atau menabur benih ia harus memersiapkan tanah hati pendengar melalui doa, memohon campur tangan Tuhan, karena hanya kuasa Roh Kudus yang sanggup menjamah, menggerakkan, membasahi, meluluhkan dan melembutkan setiap hati yang keras.
Begitu pula tugas pemberita Injil. Sebelum menyampaikan firman atau menabur benih ia harus memersiapkan tanah hati pendengar melalui doa, memohon campur tangan Tuhan, karena hanya kuasa Roh Kudus yang sanggup menjamah, menggerakkan, membasahi, meluluhkan dan melembutkan setiap hati yang keras.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Tindakan membajak ini harus
dilakukan terus-menerus, tidak ada waktu untuk berhenti jika kita
mengharapkan tuaian. "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa."
(Amsal 20:4).
Dalam membajak 'tanah' hati seorang pekerja tidak
boleh memiliki sikap mudah putus asa, sekalipun ada masalah ketika
pekerja mendapati tanah yang dibajaknya adalah tanah yang keras.
Sebagian dari mereka merasa lelah, bersungut-sungut dan kemudian
berhenti membajak.
Belajarlah kepada Musa, orang yang diutus Tuhan untuk memimpin umat Israel yang tanah hatinya sangat keras, di mana Tuhan sendiri menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (baca Keluaran 32:9).
Belajarlah kepada Musa, orang yang diutus Tuhan untuk memimpin umat Israel yang tanah hatinya sangat keras, di mana Tuhan sendiri menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (baca Keluaran 32:9).
Namun Musa mengerjakan tugas yang dipercayakan Tuhan ini dengan penuh
kesabaran dan hati yang lemah lembut. Jika tidak, Musa pasti akan gagal
di tengah jalan. Membajak tanah hati juga harus fokus dan penuh
konsentrasi dengan mata yang mengarah ke depan.
Jangan sampai kita
membajak dengan setengah hati, sebab "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas 9:61-62).
Jadilah pekerja Tuhan
yang terus bersemangat dan tidak mudah menyerah!
Sumber: airhidupblog.blogspot.co.id
Gambar: Google