TIDAK LAGI MENJALA IKAN NAMUN MENJALA MANUSIA
![]() |
Diorama penjala manusia yang menjadi salah satu koleksi Museum Lembaga Alkitab Indonesia. (Foto: Prasasta Widiadi) |
Alkitab sebagai tuntunan
hidup umat Kristiani memberi banyak petunjuk untuk menjalani kehidupan
berdasar Firman Tuhan. Alkitab tidak selalu menyajikan petunjuk
kehidupan secara eksplisit, namun juga dengan perumpamaan.
Lalu, bagaimana jika perumpamaan tersebut divisualisasikan dalam
bentuk nyata? Visualisasi tersebut dapat kita temui, salah satunya,
seperti terdapat dalam diorama yang menggambarkan perumpamaan “Menjala
Manusia”, yang menjadi koleksi museum Lembaga Alkitab Indonesia di Jl
Salemba Raya, Jakarta.
Perumpamaan “Menjala Manusia” ditampilkan melalui gambaran perahu
nelayan yang dinaiki empat orang. Perahu tersebut seukuran komputer
jinjing atau laptop, dilengkapi dengan jaring nelayan di sisi kanan dan
kirinya, dengan empat boneka yang menggambarkan penumpangnya.
Satu orang penumpangnya digambarkan mengenakan pakaian tradisional
berwarna putih, satu orang lagi mengenakan jubah berwarna cokelat, satu
lagi jubah dengan warna abu-abu, sementara satu lagi laki-laki yang
mengenakan jubah cokelat tua.
Keempat boneka tersebut ditata saling berhadapan, mengelilingi tiang
perahu yang menggambarkan perahu yang hendak karam. Salah satu dari
boneka tersebut terlihat memegang jaring yang biasa digunakan nelayan
untuk mencari ikan, yang lain memegang dayung yang seolah-olah
mempertahankan posisi perahu tersebut dari terpaan ombak yang kencang.
Satu boneka yang berdiri di tempat paling kanan, menggambarkan Yesus
Kristus yang sedang memberi pengarahan orang-orang yang berada di dalam
perahu tersebut.
Kisah tentang Penjala Manusia terdapat dalam Alkitab seperti tertuang
dalam Lukas 5:1-11. Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop
tersebut dengan ”Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia”.
Yesus menggunakan istilah “menjala manusia” untuk menyatakan maksud panggilan-Nya kepada para nelayan.
Dalam keterangan yang terdapat di samping diorama tersebut tertulis
bagi masyarakat Timur Tengah laut diyakini sebagai sumber kebijaksanaan
hidup. Oleh karena itu bagi mereka memancing atau menjala merupakan
simbol pencarian jiwa.
Sementara itu dalam teks asli (Yunani) kata kerja yang dipakai
menerjemahkan istilah menjala manusia adalah “zogron” yang merupakan
kombinasi dari “zoos” dan “agrein”. Kata ini berarti bekerja menangkap
manusia-manusia untuk membawa mereka ke kehidupan yang baru.
Perikop Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia mengisahkan Yesus yang berkhotbah di pantai danau Genesaret (Luk 5:1).
Dalam perikop tersebut Yesus Kristus memberi pengajaran kepada Simon
dan beberapa teman-temannya yang berprofesi sebagai penjala ikan. Simon
dan beberapa kawan-kawannya sempat tidak percaya dengan perintah Yesus
Kristus untuk menjala ikan walau danau tersebut tidak menghasilkan,
akhirnya mereka merasakan kuasa Yesus Kristus yakni jala mereka mendapat
ikan hingga terkoyak.
Dalam keterangan yang terdapat di samping diorama tersebut tertulis
panggilan Simon dan teman-temannya adalah bekerja "menangkap
manusia-manusia" untuk membawa mereka kepada kehidupan yang baru.
Kalau
semula ia dan teman-temannya adalah penjala ikan yang menangkap ikan
untuk dikonsumsi dan menyebabkan ikan mati, kini mereka menjadi penjala
manusia yang membawa manusia kepada kehidupan (menyelamatkan hidup
mereka).
Bagi manusia yang hidup di zaman sekarang perumpamaan ini
semacam panggilan hidup yang harus dilaksanakan umat Kristiani dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut wikipedia, di tepi Danau Genesaret atau sering
disebut juga Danau Galilea, juga terdapat beberapa peristiwa penting
yang terdapat dalam Alkitab. Wilayah itu terletak di antara Kaprenaum
dan Magdala, dan memiliki tanah yang sangat subur, seperti juga
diungkapkan sejarawan yang hidup di abad pertama, Flavius Yosefus.
Dalam situs jw.org, Danau Genesaret merupakan dataran kecil berbentuk menyerupai segitiga dan berbatasan dengan pesisir barat laut Galilea.
Selain kisah Yesus Kristus memberi nasihat kepada para murid-Nya
untuk menjala manusia, di wilayah itu Yesus melakukan keajaiban yakni
penyembuhan secara mukjizat, seperti yang dikisahkan dalam Matius
14:34-36 yang berjudul Yesus Menyembuhkan Orang-Orang Sakit di
Genesaret.
Menurut sejarawan Yahudi bernama Yosefus, dataran itu adalah wilayah
yang indah, banyak hasilnya, dan banyak airnya, walnut, palem, dan pohon
zaitun tumbuh subur di sini, juga ara dan anggur tersedia selama
sepuluh bulan setiap tahun.
Sumber: satuharapan.com