KETIKA KEADAAN BAIK-BAIK SAJA
Baca: Yeremia 22:20-30
"Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: 'Aku tidak mau mendengarkan!' Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!" Yeremia 22:21
Sudah menjadi sifat manusia ketika hidupnya dalam keadaan sentosa, artinya baik-baik saja, aman, sehat, makmur dan berkecukupan, ia cenderung melupakan Tuhan dan sepertinya tidak lagi membutuhkan kehadiranNya.
"Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: 'Aku tidak mau mendengarkan!' Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!" Yeremia 22:21
Sudah menjadi sifat manusia ketika hidupnya dalam keadaan sentosa, artinya baik-baik saja, aman, sehat, makmur dan berkecukupan, ia cenderung melupakan Tuhan dan sepertinya tidak lagi membutuhkan kehadiranNya.
Saat keluarga baik-baik, anak-anak berhasil dalam studi,
pekerjaan sudah mapan dengan gaji cukup tinggi, apa lagi yang perlu kita
kuatirkan dan takutkan dalam hidup ini?
Jadi kita tidak perlu ngoyo-ngoyo
(berusaha keras - istilah Jawa, red.): ibadah ke gereja seminggu sekali
saja; berdoa saat mau makan, hendak tidur pada malam hari dan setelah
bangun pagi saja. That's enough!
Sudah cukup! Ini sering kita
lakukan.
Sebaliknya kita baru mau mencari Tuhan sungguh-sungguh apabila
bisnis sedang hancur, toko hampir bangkrut, studi gagal total, belum
memiliki anak meski sekian tahun berumahtangga atau hal-hal buruk lain
sedang menimpa kita.
Tidak salah bila kita datang mencari Tuhan ketika dalam masalah. Namun, apakah kita harus menunggu sampai musibah menimpa kita dahulu baru kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan dan melayani Dia?
Mengapa ketika masih
muda, kuat, sehat dan berkellimpahan kita 'hitung-hitungan' dan tidak
mau melakukan yang terbaik bagiNya?
Dalam Matius 19:16-22 ada anak mudah yang hidupnya makmud dan segalanya baik-baik saja. Bahkan dalam hal kerohanian sepertinya dia tidak bercacat, semua hukum Taurat dia lakukan dengan baik.
Namun ada satu hal yang kurang, seperti kata
Yesus, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
(Matius 19:21).
Dan ternyata anak muda ini lebih memilih mencintai
hartanya daripada harus mengikut Tuhan. Harta/kemewahan/uang menjadi
prioritas utama dalam hidupnya melebihi kasihnya kepada Tuhan. Oleh
sebab itu dia memilih meninggalkan Tuhan daripada harus kehilangan
hartanya.
Bersungguh-sungguhlah di dalam Tuhans elai keadaan kita baik, jangan tunggu sampai Dia menegur kita!
Bersungguh-sungguhlah di dalam Tuhans elai keadaan kita baik, jangan tunggu sampai Dia menegur kita!
Sumber: airhidupblog.blogspot.co.id
Gambar: google