Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

INI INTI VISI MISI AHOK PADA PILKADA DKI 2017


Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, usai menjalani cek kesehatan di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta, Sabtu (24/9/2016). Hari ini ketiga pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur menjalani pemeriksaan kesehatan, sebagai salah satu syarat mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017.


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjelaskan inti dari visi dan misinya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
Ahok menyebut secara garis besar visi dan misinya sama seperti saat ia maju mendampingi Joko Widodo pada Pilkada DKI 2012. Namun, ada beberapa hal yang ia tambahkan.

"Inti masih mirip. Cuma kami lebih pertajam sampai program jelas. Saya ingin setiap visi bisa terukur," ujar Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Ahok memulai membeberkan inti dari visi misinya dari upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Dalam hal ini, Ahok menyatakan akan terus menjalankan kebijakan menggusur permukiman kumuh di atas lahan negara dan memindahkan penghuninya ke rumah susun sederhana sewa.

Ia menganggap pemindahan warga permukiman kumuh ke rusunawa merupakan langkah yang manusiawi. Selain tentunya menciptakan tata kota yang lebih modern.

"Kalau kota modern tidak ada lagi rumah kumuh, tapi orang-orangnya manusiawi. Makanya orang kami pindahkan ke rusun, dikasih dokter, dikasih bus, anak sekolah diurusin, kasih operasi pasar. Itu yang kami maksud manusiawi," ucap Ahok.

Untuk birokrasi, Ahok menyatakan bahwa kinerja aparat pemerintah akan diukur dengan key performance index (KPI). KPI ini yang nantinya akan menentukan besaran tunjangan kinerja daerah yang diterima setiap bulannya.

"Ada performance indeksnya. Kelihatan ini. Jadi semua jelas dengan angka," ujar Ahok.

Sementara itu, di bidang pendidikan, Ahok menyatakan bahwa dirinya akan terus berupaya agar tingkat putus sekolah di Jakarta ada di bawah angka 0,5 persen. Caranya dengan memberikan bantuan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada pelajar dari keluarga tidak mampu.

"Kalau Anda bandingkan dengan Jogja itu 13 persen (tingkat putus sekolah) lho. Jakarta hanya 0,4 persen," kata Ahok.

Untuk bidang transportasi, Ahok menyatakan akan terus berupaya menambah jumlah bus transjakarta. Selain itu, ia ingin agar ada program naik gratis bagi warga kalangan tertentu dan subsisi tiket bagi penumpang lainnya.

Menurut Ahok, naik transjakarta gratis dan pemberian subsidi bertujuan untuk memangkas biaya kebutuhan hidup.

"Sehingga KHL (kebutuhan hidup layak) orang makin turun. Walaupun gaji enggak tinggi banget, tapi simpannya makin banyak. Semua terukur," ucap Ahok.

Untuk bidang ekonomi, Ahok menyatakan dirinya akan berupaya agar tingkat inflasi di DKI Jakarta ada di bawah tingkat inflasi nasional. Cara yang akan dilakukan adalah dengan mengendalikan harga barang kebutuhan pokok.

Ia menilai saat ini cara tersebut sudah efektif dilakukan melalui operasi pasar. Ke depannya, ia menjanjikan akan meresmikan Pusat Perkulakan di Kramatjati, Jakarta Timur, pada Februari 2017.

Ia menyebut barang-barang kebutuhan pokok yang dijual di Pusat Perkulakan Kramatjati adalah barang-barang yang dibeli langsung dari petani.

"Kami akan potong kompas, langsung ke produsen, langsung ke pasar pemakai atau pembeli akhir. Ini akan nurunin harga. Makanya enggak usah heran UMP DKI lebih murah daripada Bekasi karena kami gunakan survei KHL," ujar Ahok.





Sumber : kompas.com