ALASAN KEMARAHAN PENGEMUDI GOJEK
![]() |
Aksi unjuk rasa pengemudi Gojek di Kemang Jakarta Selatan berlangsung ricuh, Senin (3/10). (CNN Indonesia/Bintoro Agung) |
Jakarta,
Seorang pengemudi Gojek datang dengan wajah penuh
luka akibat pemukulan. Pengemudi bernama Pane mengaku dipukuli saat
sedang menuju lokasi demonstrasi di depan markas pusat Gojek di Bangka.
Pane datang dari rumahnya di Tangerang untuk mengikuti aksi massa menuntut sistem penilaian performa Gojek yang tak adil bagi pengemudi. Pipi, dan area sekitar mata Pane terlihat sedikit bengkak. Dagu Pane bahkan terlihat berdarah.
Tak diketahui akibat pasti luka Pane tersebut. Namun akibat itu massa kembali tersulut amarah.
Aksi damai yang rencananya jadi pilihan para pengemudi Gojek nampaknya tak terwujud. Beberapa kali massa aksi terlibat saling dorong dengan aparat keamanan yang bersiaga di depan markas Gojek.
Pane datang dari rumahnya di Tangerang untuk mengikuti aksi massa menuntut sistem penilaian performa Gojek yang tak adil bagi pengemudi. Pipi, dan area sekitar mata Pane terlihat sedikit bengkak. Dagu Pane bahkan terlihat berdarah.
Tak diketahui akibat pasti luka Pane tersebut. Namun akibat itu massa kembali tersulut amarah.
Aksi damai yang rencananya jadi pilihan para pengemudi Gojek nampaknya tak terwujud. Beberapa kali massa aksi terlibat saling dorong dengan aparat keamanan yang bersiaga di depan markas Gojek.
|
Penolakan pengemudi terhadap sistem penilaian performa adalah alasan
utama demonstrasi kali ini. Sistem yang dimaksud adalah ketentuan yang
mereka harus penuhi untuk mencapai bonus.
Normalnya untuk mendapatkan bonus sebesar Rp140 ribu, pengemudi perlu mengumpulkan 14 poin dalam sehari. Poin tersebut diperoleh dari banyaknya order yang berhasil dipenuhi seorang pengemudi.
Untuk pesanan berjarak di bawah 5 kilometer, pengemudi akan mendapatkan satu poin. Pada jarak 5-10 kilometer, poin yang diperoleh 1,5 poin. Terakhir pada jarak di atas 10 km pengemudi dapat 2 poin.
Namun yang menjadi masalah bagi pengemudi adalah penilaian performa. Bonus yang seharusnya diterima tak akan turun apabila mereka tak mencapai performa 50 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding sistem penilaian yang ada sebelumnya.
Normalnya untuk mendapatkan bonus sebesar Rp140 ribu, pengemudi perlu mengumpulkan 14 poin dalam sehari. Poin tersebut diperoleh dari banyaknya order yang berhasil dipenuhi seorang pengemudi.
Untuk pesanan berjarak di bawah 5 kilometer, pengemudi akan mendapatkan satu poin. Pada jarak 5-10 kilometer, poin yang diperoleh 1,5 poin. Terakhir pada jarak di atas 10 km pengemudi dapat 2 poin.
Namun yang menjadi masalah bagi pengemudi adalah penilaian performa. Bonus yang seharusnya diterima tak akan turun apabila mereka tak mencapai performa 50 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding sistem penilaian yang ada sebelumnya.
|
Yang menjadi puncak kekesalan pengemudi adalah proses penilaian performa pengemudi yang tak transparan.
"Kita ga ngerti kenapa tiba-tiba kita dapat nilai performa di bawah 50 persen padahal kita bisa menyelesaikan 7 dari 10 order yang masuk," tutur Frans salah satu pengemudi yang ikut berdemonstrasi.
"Kita ga ngerti kenapa tiba-tiba kita dapat nilai performa di bawah 50 persen padahal kita bisa menyelesaikan 7 dari 10 order yang masuk," tutur Frans salah satu pengemudi yang ikut berdemonstrasi.
Aksi Gojek di depan kantor pusatnya (CNN Indonesia/ Bintoro Agung)
|
Angka persentase adalah tingkat keberhasilan pengemudi menyelesaikan pesanan yang masuk. Dengan aturan yang ada sekarang, sebenarnya pengemudi mengantongi 'privilese' untuk tidak menanggapi order yang masuk.
Namun dalam sistem yang baru juga, pengemudi justru tak punya kesempatan memilih. Sistem yang ada sekarang tak memberikan napas bagi pengemudi. Mereka yang baru saja mengerjakan order bisa tanpa henti karena server Gojek terus menembakkan perintah mengantar penumpang. Hal tersebut jadi dilema bagi sopir Gojek jika kelelahan dan ingin menolak pesanan yang masuk. Sebab apabila ditolak, persentase performa bisa anjlok drastis.
|
Pengemudi Gojek lain yang ada di lokasi demo bernama Titi kesal dengan sistem yang menurutnya tak transparan.
"Kita ga pernah tahu kenapa performa kita anjlok. Pernah sedang mengantar penumpang tapi malah ada order lain yang masuk. Saya ga tahu kenapa bisa begitu tapi tahu-tahu performa saya turun," ujar salah satu dari sedikit pengemudi wanita yang hadir di demo ini.
"Kita ga pernah tahu kenapa performa kita anjlok. Pernah sedang mengantar penumpang tapi malah ada order lain yang masuk. Saya ga tahu kenapa bisa begitu tapi tahu-tahu performa saya turun," ujar salah satu dari sedikit pengemudi wanita yang hadir di demo ini.
|
Hingga berita ini ditulis massa terus membesar. Rombongan pengemudi dari Tanjung Priok baru saja bergabung dengan konsentrasi massa di depan markas Gojek. Keriuhan juga masih belum padam sampai detik ini.
Di sisi lain manajemen Gojek belum menunjukkan tanda-tanda mengakomodasi tuntutan pengemudi. Lemparan botol bahkan terlihat berseliweran dari massa ke arah gedung Gojek.
Sumber: cnnindonesia.com