GUNUNG RIJANI MELETUS, RATUSAN PENDAKI RINJANI DIEVAKUASI
![]() |
Ratusan pendaki Gunung Rinjani dievakuasi karena jalur pendakian ditutup terkait dengan letusan Gunung Barujari. (ANTARA FOTO/Santanu Bendesa) |
Jakarta, Ratusan pendaki Gunung Rinjani dievakuasi karena
letusan Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Balai Taman
Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mengirim tim untuk mengevakuasi pendaki
dari jalur pendakian. Jalur pendakian ditutup karena letusan anak Gunung
Rinjani itu.
"Tim sudah diberangkatkan pagi ini ke atas gunung untuk melakukan proses evakuasi," kata petugas Polisi Kehutanan wilayah kerja Pos Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Taufikurrahman, Rabu (28/9) seperti diberitakan Antara.
Gunung Barujari meletus sejak kemarin dan mengeluarkan material vulkanik mencapai 2.000 meter.
"Tim sudah diberangkatkan pagi ini ke atas gunung untuk melakukan proses evakuasi," kata petugas Polisi Kehutanan wilayah kerja Pos Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Taufikurrahman, Rabu (28/9) seperti diberitakan Antara.
Gunung Barujari meletus sejak kemarin dan mengeluarkan material vulkanik mencapai 2.000 meter.
|
Data Pos BTNGR di Desa Sembalun, tercatat ada 112 turis asing dan
delapan wisatawan lokal mendaki Gunung Rinjani melalui jalur pendakian
Sembalun sejak kemariin pagi.
Sementara wisatawan asing yang naik gunung pada hari Senin (26/9), ada 136 orang dan pendaki lokal 18 orang.
Seluruh wisatawan tersebut diperkirakan masih berada di sekitar Danau Segara Anak, yang jaraknya relatif dekat dengan pusat letusan.
Ada juga pendaki yang naik gunung melalui jalur pendakian Desa Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur, jalur pendakian Desa Aik Berik, Kabupaten Lombok Tengah, dan jalur pendakian Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Sementara wisatawan asing yang naik gunung pada hari Senin (26/9), ada 136 orang dan pendaki lokal 18 orang.
Seluruh wisatawan tersebut diperkirakan masih berada di sekitar Danau Segara Anak, yang jaraknya relatif dekat dengan pusat letusan.
Ada juga pendaki yang naik gunung melalui jalur pendakian Desa Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur, jalur pendakian Desa Aik Berik, Kabupaten Lombok Tengah, dan jalur pendakian Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Dari ratusan pendaki yang berada di atas gunung, kata Taufikkurrahman, hanya tiga orang wisatawan bersama tiga porternya yang sudah turun karena mereka menginap di pos 3 atau Pos Bawak Nao, yang jaraknya hanya lima kilometer (km) dari Pos BTNGR Sembalun.
"Kalau ratusan pendaki yang di danau, kami belum bisa mendeteksi kondisinya, namun diperkirakan mereka dalam posisi aman. Tapi, kami harus melakukan evakuasi karena jalur pendakian sudah ditutup," ujarnya.
Sementara itu, petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunungapi Rinjani di Sembalun Kabupaten Lombok Timur Mutaharlin mengatakan untuk sementara ini tidak ada aktivitas letusan susulan.
Namun, status Gunung Rinjani masih di level II (waspada) dengan radius aman 3 km dari pusat letusan, sehingga pendaki tidak boleh berada di sekitar Danau Segara Anak yang jaraknya relatif dekat dengan pusat letusan.
"Letusan yang terjadi kemarin sangat berbahaya dan sulit diprediksi kapan terjadinya. Beda dengan letusan rutin, bisa kami pantau tiap jam, tiap hari," ujarnya.
|
Gunung Barujari terbentuk pada tahun 1944 berada di sisi timur kaldera
Gunung Rinjani dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200
meter, ketinggian 2.296-2.376 meter dari permukaan laut (mdpl).
Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 dan menyebabkan jalur pendakian ditutup dan aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.
Letusan juga terjadi pada Juli tahun 2016, dengan ketinggian letusan abu vulkanik sekitar 100 meter. Saat itu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok juga dihentikan sementara karena abu vulkanik yang mengarah ke area bandara mengganggu aktivitas penerbangan.
Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 dan menyebabkan jalur pendakian ditutup dan aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.
Letusan juga terjadi pada Juli tahun 2016, dengan ketinggian letusan abu vulkanik sekitar 100 meter. Saat itu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok juga dihentikan sementara karena abu vulkanik yang mengarah ke area bandara mengganggu aktivitas penerbangan.
Sumber: cnnindonesia.com