GEMPA ANEH TERJADI DI KOREA UTARA, DIDUGA AKIBAT UJI BOM NUKLIR
![]() |
Jepang dan Korsel waspada setelah gempa 5,3 skala Richter terjadi di Korut. Gempa ini disebut buatan dan diduga terjadi akibat uji bom nuklir. (earthquake.usgs.gov) |
Jakarta,
Gempa bumi "aneh" berkekuatan 5,3 skala Richter
terjadi di Korea Utara pada Jumat dini hari (9/9). Negara tetangga,
Jepang dan Korea Selatan, menduga gempa terjadi akibat uji coba bom
nuklir
Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Korea Selatan Yonhap, getaran tercatat berasal dari wilayah dekat daerah uji nuklir Punggye-ri.
Gempa ini tercatat oleh Badan Geologi AS atau USGS dengan kekuatan 5,3 skala Richter dengan kedalaman dangkal, nyaris di permukaan. Namun tidak tercatat adanya pergerakan lempeng bumi.
Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Korea Selatan Yonhap, getaran tercatat berasal dari wilayah dekat daerah uji nuklir Punggye-ri.
Gempa ini tercatat oleh Badan Geologi AS atau USGS dengan kekuatan 5,3 skala Richter dengan kedalaman dangkal, nyaris di permukaan. Namun tidak tercatat adanya pergerakan lempeng bumi.
USGS mencatat gempa terjadi dekat kota Sungjjibaegam, di utara Korut.
Pusat Jaringan Gempa China juga merasakan kejanggalan atas gempa ini. Dalam pernyataannya, mereka menduga getaran ini terjadi akibat ledakan.
Yonhap menyebutkan getaran itu sebagai "gempa buatan" yang kemungkinan adalah uji nuklir. "Kemungkinan besar itu adalah uji nuklir, melihat dari lokasi dan besaran gempa," ujar seorang pejabat pemerintah yang tidak disebut namanya kepada Yonhap.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers mendadak mengatakan pemerintah segera mengumpulkan informasi soal gempa tersebut.
"Kami menduga kemungkinan gempa ini terjadi karena Korut melakukan uji nuklir," ujar Suga.
Stasiun berita NHK dikutip AFP melaporkan Kementerian Pertahanan Jepang langsung mengerahkan pesawat untuk menganalisa sampel udara untuk melihat apakah ada radiasi yang terdeteksi.
Menteri Luar Negeri Fumio Kishida menegaskan jika memang benar Korut melakukan uji nuklir maka Jepang akan "melancarkan protes keras terhadap Korut dan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB."
Jepang adalah satu-satunya negara yang pernah merasakan derita dihantam bom nuklir pada penghujung Perang Dunia I, menewaskan ratusan ribu orang.
Korut telah dijatuhi lima sanksi oleh PBB sejak pertama kali menguji nnukli pada 2006. Sejak Januari uji terakhir pada Januari lalu, Korut terus melakukan provokasi dengan peluncuran rudal balistik.
Rezim Kim Jong-un awal tahun ini mengaku berhasil memperkecil bom hidrogen, yang jauh lebih dahsyat dibanding nuklir.
Pusat Jaringan Gempa China juga merasakan kejanggalan atas gempa ini. Dalam pernyataannya, mereka menduga getaran ini terjadi akibat ledakan.
Yonhap menyebutkan getaran itu sebagai "gempa buatan" yang kemungkinan adalah uji nuklir. "Kemungkinan besar itu adalah uji nuklir, melihat dari lokasi dan besaran gempa," ujar seorang pejabat pemerintah yang tidak disebut namanya kepada Yonhap.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers mendadak mengatakan pemerintah segera mengumpulkan informasi soal gempa tersebut.
"Kami menduga kemungkinan gempa ini terjadi karena Korut melakukan uji nuklir," ujar Suga.
Stasiun berita NHK dikutip AFP melaporkan Kementerian Pertahanan Jepang langsung mengerahkan pesawat untuk menganalisa sampel udara untuk melihat apakah ada radiasi yang terdeteksi.
Menteri Luar Negeri Fumio Kishida menegaskan jika memang benar Korut melakukan uji nuklir maka Jepang akan "melancarkan protes keras terhadap Korut dan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB."
Jepang adalah satu-satunya negara yang pernah merasakan derita dihantam bom nuklir pada penghujung Perang Dunia I, menewaskan ratusan ribu orang.
Korut telah dijatuhi lima sanksi oleh PBB sejak pertama kali menguji nnukli pada 2006. Sejak Januari uji terakhir pada Januari lalu, Korut terus melakukan provokasi dengan peluncuran rudal balistik.
Rezim Kim Jong-un awal tahun ini mengaku berhasil memperkecil bom hidrogen, yang jauh lebih dahsyat dibanding nuklir.
Sumber: cnnindonesia.com