Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AS BERI TAMBAHAN DANA BANTUAN Rp. 4,7 TRILIUN UNTUK SURIAH

Jubir Kemlu AS, Mark Toner, mengatakan bantuan tambahan ini akhirnya dikucurkan juga karena melihat kondisi di Aleppo yang kian memprihatinkan pasca gagalnya gencatan senjata gagasan AS dan Rusia. (Reuters/Abdalrhman Ismail)
Jakarta,  Amerika Serikat akan menggelontorkan dana tambahan sebesar US$364 juta atau setara Rp4,7 triliun sebagai bantuan kemanusiaan guna menolong Suriah yang masih terus didera perang Suriah.

Seperti diberitakan Reuters pada Selasa (28/9), dengan tambahan dana ini, total bantuan kemanusiaan yang dikucurkan AS untuk Suriah mencapai US$5,9 miliar.

Asisten Menteri Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi AS, Anne Richard, mengatakan bahwa tambahan dana itu akan membantu penyediaan makanan, pusat penampungan, air minum, dan perawatan medis bagi jutaan pengungsi Suriah.

Dalam sebuah rapat dengan Kementerian Luar Negeri AS, Richard menjabarkan bahwa dana tambahan ini akan membantu baik itu warga di dalam Suriah maupun yang sudah kabur.

Richard juga mengungkapan bahwa AS sudah menerima 85 ribu pengungsi selama tahun fiskal yang akan berakhir pada 30 September ini. Dari keseluruhan angka tersebut, 12.500 di antaranya merupakan pengungsi Suriah, melampaui target pemerintah yang hanya mencapai 10 ribu.

Menanggapi penjabaran Richard, juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, mengatakan bantuan tambahan ini akhirnya dikucurkan juga karena melihat kondisi di Aleppo yang kian memprihatinkan pasca gagalnya gencatan senjata yang digagas AS dan Rusia.

Pasukan rezim Presiden Bashar Al-Assad meluncurkan gempuran besar-besaran di daerah yang dikuasai pemberontak, di mana sekitar 250 ribu warga sipil diperkirakan juga terkepung. Pengeboman yang intensif diperkirakan telah menewaskan ratusan orang.

"Hingga beberapa pekan belakangan, kami masih yakin dengan kemungkinan resolusi diplomatik atas masalah ini. Kami masih yakin, tapi itu bukan berarti kami mengabaikan adanya penderitaan kemanusiaan di Aleppo. Itulah alasan kami sangat bekerja keras untuk meningkatkan bantuan kami," tutur Toner.

Namun, Toner tetap mengingatkan bahwa kegagalan gencatan senjata dapat meningkatkan berbagai konflik. 
Sumber: cnnindonesia.com