TEMBUS Rp3 TRILIUN, BI SEBUT TRANSAKSI REPO SENTUH REKOR BARU
![]() |
Bank Indonesia mencatat tahun lalu, rata-rata transaksi repo per hari sekitar Rp600 miliar. Sementara, awal tahun ini transaksi repo sempat menurun bahkan nihil. (REUTERS/Iqro Rinaldi). |
Jakarta,
Menjelang penerapan acuan moneter baru 7 Days Reverse Repo (7DRR) rate, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya rekor baru dalam transaksi repo di pasar uang.
Pada Rabu (16/8), transaksi repo antar bank mencapai Rp3 triliun. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2016.
“Rabu kemarin, transaksi repo mencapai rekor baru yakni Rp 3 triliun," ujar Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/8).
Nanang mengatakan, BI melalui Departemen Pengembangan Pasar Keuangan memastikan pemberlakuan suku bunga kebijakan baru 7DRR rate akan terus mendorong transaksi repo antar bank.
Tahun lalu, rata-rata transaksi repo per hari sekitar Rp600 miliar. Sementara, awal tahun ini transaksi repo sempat menurun bahkan nihil karena adanya pelaksanaan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pada Rabu (16/8), transaksi repo antar bank mencapai Rp3 triliun. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2016.
“Rabu kemarin, transaksi repo mencapai rekor baru yakni Rp 3 triliun," ujar Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/8).
Nanang mengatakan, BI melalui Departemen Pengembangan Pasar Keuangan memastikan pemberlakuan suku bunga kebijakan baru 7DRR rate akan terus mendorong transaksi repo antar bank.
Tahun lalu, rata-rata transaksi repo per hari sekitar Rp600 miliar. Sementara, awal tahun ini transaksi repo sempat menurun bahkan nihil karena adanya pelaksanaan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
GMRA adalah standar perjanjian transaksi Repo dan Reverse Repo yang
diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA).
Dia menyebutkan saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia. Nanang memperkirakan beberapa kantor cabang bank asing juga akan bergabung dalam skema tersebut bekerjasama dengan Indonesia Foreign Exchange Market Association (IFEMC).
Saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia, dan diperkirakan beberapa Kantor Cabang Bank Asing akan bergabung dalam skema tersebut.
"Nanti akan masuk dua bank asing hari Jumat. Saya masih melakukan komunikasi dengan beberapa bank asing untuk bergabung dengan GMRA dan aktif bertransaksi,” kata Nanang.
Bank sentral juga akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh bank, termasuk kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh wilayah. Saat ini baru 26 BPD yang sudah menandatangani skema GMRA Indonesia dengan bank BUKU 4.
"Edukasi tetap diberikan dalam bentuk workshop mengenai cara bertransaksi, pengelolaan risiko, serta penatausahaan agunan dan penyelesaian transaksi," katanya.
Dia menyebutkan saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia. Nanang memperkirakan beberapa kantor cabang bank asing juga akan bergabung dalam skema tersebut bekerjasama dengan Indonesia Foreign Exchange Market Association (IFEMC).
Saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia, dan diperkirakan beberapa Kantor Cabang Bank Asing akan bergabung dalam skema tersebut.
"Nanti akan masuk dua bank asing hari Jumat. Saya masih melakukan komunikasi dengan beberapa bank asing untuk bergabung dengan GMRA dan aktif bertransaksi,” kata Nanang.
Bank sentral juga akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh bank, termasuk kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh wilayah. Saat ini baru 26 BPD yang sudah menandatangani skema GMRA Indonesia dengan bank BUKU 4.
"Edukasi tetap diberikan dalam bentuk workshop mengenai cara bertransaksi, pengelolaan risiko, serta penatausahaan agunan dan penyelesaian transaksi," katanya.
Sumber: cnnindonesia.com