Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUSRVEU LPP UI: AHOK 79 PERSEN, RIDWAN DAN RISMA 38 PERSEN

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Utama saat meresmikan Taman Pandang Istana di Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menempati peringkat teratas sebagai calon gubernur yang paling diinginkan masyarakat Jakarta melalui survei opinion leader yang dirilis Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI).

Ahok berhasil mengungguli Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan nilai rata-rata 79,74 persen. Persentase tersebut jauh meninggalkan Ridwan Kamil yang hanya meraup 38,88 persen, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bertengger di posisi ketiga dengan 38,67 persen.

Ketua LPP UI Hamdi Muluk mengatakan, profiling melalui survei opinion leader tersebut memperlihatkan bahwa Ahok jauh lebih unggul dari calon-calon lain yang sempat disebut-sebut sebagai pesaing petahana gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Dari keseluruhan aspek, Ahok, Ridwan Kamil maupun Risma secara konsisten berada diperingkat tiga terbaik dari keseluruhan calon yang kami survei, tapi dari semua nama itu Ahok tetap jadi pilihan masyarakat DKI untuk memimpin mereka," tutur Hamdi kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di Jakarta, Senin (1/8).

Menurut bekas tim sukses Jokowi-JK saat pilpres lalu itu penilaian tersebut berdasarkan pada dua dimensi terpenting yang harus dimiliki oleh pemimpin politik, yaitu kapabilitas dan karakter personal.

"Kapabilitas yang dilihat itu track record mereka ini, gaya kepemimpinan juga, sedangkan personal itu dilihat dari gaya (kepemimpinan) gimana, temperamen, integritas moral, yang begitu itu," katanya.

Dalam survei tersebut, ujar Hamdi, terdapat sembilan tokoh yang menjadi fokus penilain, yaitu Basuki Tjahja Purnama, Djarot Syaifulah, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Suyoto,  Sjafrie Sjamsoeddin, Tri Rismaharini, Yoyok Riyo Sudibyo, dan Yusril Ihza Mahendra.

Hamdi menuturkan terpilihnya sembilan tokoh tersebut berdasarkan kriteria rekam jejak dan prestasi. Selain itu pemilihan juga dilakukan berdasarkan deklarasi beberapa nama yang menyatakan akan maju sebagai calon gubernur Jakarta.

Lebih jauh Hamdi mengatakan, survei yang dilakukan sebagai bentuk partisipasi publik untuk melihat calon-calon yang potensial dalam memimpin Jakarta.

"Agar nantinya publik bisa menakar mana yang bisa memimpin dengan baik mana yang secukupnya saja. Ini juga dilihat dari kinerja, bukan popularitas semata," kata Hamdi.

Hamdi menambahkan, dari kesembilan nama tersebut terdapat tiga nama yang paling tidak direkomendasikan dalam memimpin Jakarta berdasakaran hasil survei tersebut yaitu Yusril Ihza Mahendra, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Sandiaga Uno.

"Ini berdasarakan opini masyarakat dan beberapa pakar politik yang kami ajak untuk melakukan survei, ke depannya mungkin survei ini bisa dijadikan rekomendasi dalam memilih pemimpin baik untuk parpol maupun masyarakat sendiri," tutur Hamdi.




Sumber: cnnindonesia.com