PENCARIAN KORBAN GEMPA ITALIA BERLANJUT, 159 ORANG TEWAS
![]() |
Upaya pencarian korban gempa terus berlanjut di Italia |
Jakarta,
--
Upaya pencarian korban di antara reruntuhan bangunan
usai gempa di Italia masih terus berlanjut. Korban tewas hingga saat
ini sekitar 159 orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
Reuters pada Kamis (25/8) memberitakan, sebuah hotel yang ambruk di kota Amatrice diduga ditempati oleh sekitar 70 tamu, namun baru tujuh mayat yang ditemukan di antara puing.
Reuters pada Kamis (25/8) memberitakan, sebuah hotel yang ambruk di kota Amatrice diduga ditempati oleh sekitar 70 tamu, namun baru tujuh mayat yang ditemukan di antara puing.
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter meluluhlantakkan dan menutup akses
menuju kota di pegunungan 140 km sebelah timur Roma itu. Gempa dangkal
itu juga dirasakan hingga Bologna di utara dan Naples di selatan,
masing-masing terletak 220 km dari episentrum.
"Malam ini akan menjadi malam mimpi buruk pertama kami. Tadi malam, saya terbangun mendengar suara seperti bom," kata Alessandro Gabrielli, satu dari ratusan warga yang kini tinggal di tenda setelah rumahnya ambruk.
Tim penyelamat bekerja semalaman dengan bantuan penerangan seadanya untuk mengevakuasi dan mencari korban. Seorang bocah perempuan berusia 10 tahun berhasil dikeluarkan dengan selamat setelah 17 jam tertumpuk puing di kota Pescara del Tronto.
Namun banyak anak-anak yang tidak seberuntung itu. Di kota kecil Accumoli contohnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, termasuk bayi berusia 8 bulan dan anak 9 tahun, tewas terkubur di reruntuhan rumah mereka.
"Dia [Tuhan] mengambil mereka sekaligus," kata nenek bayi itu saat melihatnya dibawa dengan dibungkus selimut.
Perdana Menteri Matteo Renzi akan menggelar rapat Kabinet pada Kamis untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil.
"Hari ini adalah hari air mata, besok kita bisa pembangunan kembali," kata Renzi saat mengumumkan 120 orang tewas dan 368 terluka.
Satu jam setelah pengumuman itu, korban tewas bertambah menjadi 159 orang.
Italia terletak di antara dua lempeng, menjadikannya salah satu negara dengan risiko gempa terbesar di Eropa.
Gempa terparah terakhir di negara itu terjadi pada 2009, mengguncang kota L'Aquila dan menewaskan lebih dari 300 orang.
Pada tahun 1908, Italia diguncang gempa parah yang disusul dengan Tsunami di Reggio Calabria dan Sisilia, menewaskan sekitar 80 ribu orang.
"Malam ini akan menjadi malam mimpi buruk pertama kami. Tadi malam, saya terbangun mendengar suara seperti bom," kata Alessandro Gabrielli, satu dari ratusan warga yang kini tinggal di tenda setelah rumahnya ambruk.
Tim penyelamat bekerja semalaman dengan bantuan penerangan seadanya untuk mengevakuasi dan mencari korban. Seorang bocah perempuan berusia 10 tahun berhasil dikeluarkan dengan selamat setelah 17 jam tertumpuk puing di kota Pescara del Tronto.
Namun banyak anak-anak yang tidak seberuntung itu. Di kota kecil Accumoli contohnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, termasuk bayi berusia 8 bulan dan anak 9 tahun, tewas terkubur di reruntuhan rumah mereka.
"Dia [Tuhan] mengambil mereka sekaligus," kata nenek bayi itu saat melihatnya dibawa dengan dibungkus selimut.
Perdana Menteri Matteo Renzi akan menggelar rapat Kabinet pada Kamis untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil.
"Hari ini adalah hari air mata, besok kita bisa pembangunan kembali," kata Renzi saat mengumumkan 120 orang tewas dan 368 terluka.
Satu jam setelah pengumuman itu, korban tewas bertambah menjadi 159 orang.
Italia terletak di antara dua lempeng, menjadikannya salah satu negara dengan risiko gempa terbesar di Eropa.
Gempa terparah terakhir di negara itu terjadi pada 2009, mengguncang kota L'Aquila dan menewaskan lebih dari 300 orang.
Pada tahun 1908, Italia diguncang gempa parah yang disusul dengan Tsunami di Reggio Calabria dan Sisilia, menewaskan sekitar 80 ribu orang.
Sumber : cnnindonesia.com