PEMIMPIN PALING BERBAHAYA AL-QAIDAH TERTANGKAP DI YAMAN
![]() |
Ilustrasi konflik Yaman. (Reuters/Stringer) |
Jakarta, Kepolisian Yaman berhasil menangkap salah satu
pemimpin "paling berbahaya" Al-Qaidah di kota pesisir Aden bersama dua
militan lainnya. Penangkapan dilakukan sesaat sebelum mereka hendak
melancarkan bom bunuh diri.
Dikutip dari Al-Arabiya, Senin (15/8), kepolisian Aden telah menahan Bassem Aboudy yang mereka sebut "buronan paling berbahaya Al-Qaidah di Aden". Aden merupakan ibukota sementara pemerintahan Yaman yang diakui internasional setelah Sanaa dikuasai pemberontak Houthi.
Dikutip dari Al-Arabiya, Senin (15/8), kepolisian Aden telah menahan Bassem Aboudy yang mereka sebut "buronan paling berbahaya Al-Qaidah di Aden". Aden merupakan ibukota sementara pemerintahan Yaman yang diakui internasional setelah Sanaa dikuasai pemberontak Houthi.
Aboudy berada di Aden setelah sebelumnya terusir dari Sanaa dalam
pertempuran dengan Houthi yang didukung Iran. Polisi mengatakan Aboudy
adalah sosok di balik serangkaian pembunuhan dan pembantaian aparat
keamanan serta petinggi militer di Aden.
Kaki tangan Aboudy yang "akan melakukan operasi pengeboman mobil di kota" juga ditahan, kata pernyataan kepolisian.
Aboudy dan kedua anggota al-Qaidah lainnya ditangkap di dekat pabrik minuman ringan di permukiman al-Mansura. Penyelidikan menemukan, Aboudy mampu mengubah identitas diri sehingga menyulitkan pelacakan aparat.
Penangkapan ini terjadi menyusul terbunuhnya 40 miitan al-Qaidah dalam pertempuran dengan militer Yaman yang dibantu koalisi Arab Saudi.
Al-Qaidah di Semenanjung Arab, AQAP, memanfaatkan perang sipil Yaman yang telah berlangsung selama 16 bulan untuk menebar teror.
Kaki tangan Aboudy yang "akan melakukan operasi pengeboman mobil di kota" juga ditahan, kata pernyataan kepolisian.
Aboudy dan kedua anggota al-Qaidah lainnya ditangkap di dekat pabrik minuman ringan di permukiman al-Mansura. Penyelidikan menemukan, Aboudy mampu mengubah identitas diri sehingga menyulitkan pelacakan aparat.
Penangkapan ini terjadi menyusul terbunuhnya 40 miitan al-Qaidah dalam pertempuran dengan militer Yaman yang dibantu koalisi Arab Saudi.
Al-Qaidah di Semenanjung Arab, AQAP, memanfaatkan perang sipil Yaman yang telah berlangsung selama 16 bulan untuk menebar teror.
Sumber: cnnindonesia.com