MESAK ADU: DEMI ANAK, AKU BERTOBAT....
Kehidupan
seorang Mesak Adu sebelumnya sangat akrab dengan perjudian dan wanita.
Kedua hal ini menjadi kesenangan setiap harinya, bahkan ia rela
menghabiskan gajinya untuk berjudi.
Inilah yang seringkali memicu
pertengkaran di rumah tangganya. Istrinya bertanya mengenai uang
belanja, tetapi semua telah habis di meja judi.
Meskipun bertengkar,
tetap saja hal ini tidak diambil pusing olehnya. Pak Mesak lebih memilih
acuh dan tidak peduli. Istrinya, ibu Maria Agustina sangat sedih. “Saat
tahu gaji bapak habis untuk judi, saya marah. Karena uang itu akan saya
pakai untuk bayar hutang, tahu-tahu engga ada.”
Keesokan
paginya ibu Maria kembali menanyakan hal yang sama, dan tanggapan yang
sama yang didapatkannya. Perasaan menyesal itupun muncul dan sempat dia
berpikir untuk pergi dan meninggalkan suaminya, meskipun diakuinya
sendiri bahwa dia tidak memiliki tempat tujuan lain.
Tidak berhenti di
situ, Pak Mesak kemudian menjalin hubungan dengan wanita lain. “Wajahnya
yang cukup cantik membuat saya sempat selingkuh kurang lebih selama 1
hingga 2 tahun.” Baginya saat itu tidak ada yang salah bila dia memiliki
dua istri.
Hingga
satu saat pak Mesak bahkan berani membawa wanita tersebut ke rumahnya
dan bertemu dengan istrinya. Dia mengenalkan simpanannya sebagai saudara
sepupu yang baru datang dari kampung. Tidak curiga, ibu Maria menerima
wanita tersebut dengan sopan di rumahnya.
Suaminya mengatakan bahwa dia
ingin membantu wanita tersebut untuk mencari tempat tinggal.
Awalnya
tidak ada kecurigaan tetapi kemudian ibu Maria mulai merasa aneh kala
melihat suaminya jarang pulang sesaat mengantarkan wanita tersebut.
“Saya mulai curiga dalam hati. Berpikiran apa ini pacarnya atau siapa?”
Apalagi sebelumnya ibu Maria tidak pernah bertemu, tetapi tetap suaminya
berhasil meyakinkannya.
Kecurigaan masih menghantuinya, ibu Maria
kemudian meminta suaminya untuk mengantarkannya ke rumah wanita
tersebut.
“Jadi
saya pergi ke cikampek dan ditunjukinlah rumahnya. Memang perempuan itu
kalau saya datang dengan suami saya. Dia seolah-olah kaya malu. Tapi
waktu kepergok berbicara ke suami saya, dia justru terlihat manja,
layaknya suami istri.”
Walaupun sudah semakin jelas terbukti, tetapi
tetap saja suaminya tidak mengaku.
Rumah
tangga pak Mesak kerap dirundung masalah. Bahkan pembicaraan untuk
bercerai juga sempat diutarakan Pak Mesak kepada istrinya. Hal ini
dipicu karena keluarganya yang tak kunjung dikaruniai anak laki-laki.
Mendengar hal itu ibu Maria yang sedang hamil hanya bisa menangis dan
berdoa.
“Saat itu juga saya terus sakit, panas dingin. Dan pada saat dia
mengatakan akan bercerai, ada rasa takut, was-was, bagaimana nanti.”
Sembilan bulan kemudian ibu Maria melahirkan dan kembali dikaruniai anak
perempuan.
Saat
mengetahui itu, Pak Mesak sempat merasa kesal. Saat itulah dia berdoa
kepada Tuhan. Pak Mesak menanyakan pada Tuhan, apa karena dosanya maka
Tuhan tidak mengaruniakan keluarganya seorang anak lelaki.
Pada satu
ibadah dia melihat anak-anak kecil hingga orangtua sedang berdoa. “Saat
saya melihatnya, saya seakan diingatkan kembali bagaimana masa kecil
saya.”
Pak
Mesak kemudian sadar atas setiap dosa yang dilakukan dalam
kehidupannya. “Saya langsung meminta ampun pada Tuhan. Di situ saya
menangis dan saya mengatakan ampuni saya Tuhan, ampuni saya.” Kemudian
firman tentang dosa perzinahan, mencuri dan berdusta, seakan membuka
semua dosanya.
Sambil menangis dan meminta ampun, dirinya juga kemudian
didoakan oleh hamba Tuhan tersebut.
Dia lalu mendoakan apa yang menjadi
harapannya. Baik itu mengenai kerinduan memiliki keturunan anak
laki-laki, dijauhkan dari keinginan berzinah dan meminta kekuatan dari
Tuhan untuk meninggalkan judi.
Tuhan
tidak pernah ingkar janji, setahun kemudian doanya mulai dijawab. Tuhan
menganugerahkan anak laki-laki. Pak Mesak sadar bahwa ini bukan karena
kuat gagahnya, tetapi karena kuasa Tuhan yang luar biasa atas hidupnya.
Tuhan pula yang mengubahkan hatinya untuk bertobat dengan
sungguh-sungguh dan tidak lagi terpengaruh dengan dosa lamanya. Dia
sangat bersyukur dengan keluarga yang dimilikinya.
Pak
Mesak kemudian mengaku pada istrinya bahwa ia telah berselingkuh dan
meminta maaf. Namun pada awalnya ibu Maria sangat berat untuk mengampuni
suaminya tersebut.
Tetapi lewat doa dan pengertian akan kebenaran, ibu
Maria bersedia mengampuni dan memaafkan suaminya. Sejak saat itulah
keluarga ini dipulihkan Tuhan, ada damai sejahtera dan kerukunan yang
melingkupi mereka.
Mulai
saat itulah hubungan yang sangat intim dengan Tuhan terjalin dan saat
ini Pak Mesak sering dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan dan bersaksi
tentang kebenaran firman Allah. “Tidak ada satu manusia di dunia ini,
bahkan satu nabi pun tidak bisa menyelamatkan.
Hanya Isa Almasih, Yesus
Tuhan yang bisa menyelamatkan kita, yang bisa merubah hidup kita dari
yang jahat menjadi yang baik,” tutupnya.
Sumber : Mesak Adu/Jawaban.com
Artikel ini ditulis oleh : Mega Permata