KAPOLRI: KONFLIK AGAMA PALING BERBAHAYA
![]() |
Kapolri Jendral Tito Karnavian dan Ketua The Centre for Dialogue and Coopertion among Civilisation (CDCC) Din Syamsuddin hadir dalam acara Dialog Bersama Kapolri di kantor CDCC, Jakarta. |
Jakarta,
--
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal
Tito Karnavian menyebut konflik sosial berlatar belakang agama lebih
berbahaya dibandingkan konflik ekonomi atau konflik politik.
Menurutnya, konflik berlatar belakang agama memungkinkan mereka yang terlibat di dalamnya, menjadikan Tuhan sebagai landasan untuk bertindak.
Tito menyampaikan hal ini dalam sebuah dialog di Jakarta, Kamis (4/8). Tito menyayangkan masih ada nya konflik sosial berlatar belakang agama di Indonesia, seperti yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara pekan lalu.
Menurutnya, konflik berlatar belakang agama memungkinkan mereka yang terlibat di dalamnya, menjadikan Tuhan sebagai landasan untuk bertindak.
Tito menyampaikan hal ini dalam sebuah dialog di Jakarta, Kamis (4/8). Tito menyayangkan masih ada nya konflik sosial berlatar belakang agama di Indonesia, seperti yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara pekan lalu.
"Seharusnya kerukunan antaragama sudah berjalan," kata Tito.
Ia menilai, masih terjadinya konflik sosial berlatar belakang agama lantaran adanya upaya sejumlah kalangan mengubah paham demokrasi Pancasila ke arah demokrasi liberal. Upaya ini memberikan ruang kebebasan kepada masyarakat lebih luas dalam berpendapat.
"Kebebasan ini juga memberikan ruang kelompok lain untuk bebas menyatakan ketidaksukaannya pada suatu hal tertentu," ujarnya.
Lebih jauh, jenderal bintang empat itu mengatakan media sosial turut memiliki andil dalam memperburuk kerukunan antaragama di Indonesia. Terutama bila disalahgunakan dengan mengunggah konten yang menyudutkan agama lain.
"Misalnya, mengkafirkan agama lain di media sosial dan menganggap agama lain tidak lebih baik dari agamanya," kata Tito.
Untuk itu, bekas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini berjanji akan membawa Polri untuk terus mencari solusi penyelesaian konflik berlatar belakang agama. Dia berharap, nantinya konflik mengatasnamakan agama tidak terjadi lagi di tanah air.
Sementara itu cendikiawan muslim Din Syamsuddin berharap Polri yang dipimpin Tito bisa berada di garis terdepan untuk merekatkan seluruh elemen bangsa.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini juga mengimbau seluruh masyarakat agar bisa mengendalikan diri dan mengedepankan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Dia berharap, peristiwa Tanjungbalai tidak terulang di wilayah lain.
"Ini Kapolri baru dan ini baru Kapolri. Kami harap Tito dapat membawa Polri jadi perekat bangsa".
Ia menilai, masih terjadinya konflik sosial berlatar belakang agama lantaran adanya upaya sejumlah kalangan mengubah paham demokrasi Pancasila ke arah demokrasi liberal. Upaya ini memberikan ruang kebebasan kepada masyarakat lebih luas dalam berpendapat.
"Kebebasan ini juga memberikan ruang kelompok lain untuk bebas menyatakan ketidaksukaannya pada suatu hal tertentu," ujarnya.
Lebih jauh, jenderal bintang empat itu mengatakan media sosial turut memiliki andil dalam memperburuk kerukunan antaragama di Indonesia. Terutama bila disalahgunakan dengan mengunggah konten yang menyudutkan agama lain.
"Misalnya, mengkafirkan agama lain di media sosial dan menganggap agama lain tidak lebih baik dari agamanya," kata Tito.
Untuk itu, bekas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini berjanji akan membawa Polri untuk terus mencari solusi penyelesaian konflik berlatar belakang agama. Dia berharap, nantinya konflik mengatasnamakan agama tidak terjadi lagi di tanah air.
Sementara itu cendikiawan muslim Din Syamsuddin berharap Polri yang dipimpin Tito bisa berada di garis terdepan untuk merekatkan seluruh elemen bangsa.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini juga mengimbau seluruh masyarakat agar bisa mengendalikan diri dan mengedepankan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Dia berharap, peristiwa Tanjungbalai tidak terulang di wilayah lain.
"Ini Kapolri baru dan ini baru Kapolri. Kami harap Tito dapat membawa Polri jadi perekat bangsa".
Sumber :cnnindonesia.com