INGIN TURUNKAN INFLASI, AHOK FOKUS SUBSIDI TRANSPORTASI
JAKARTA, – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok), mengatakan akan terus berfokus memberikan subsidi
transportasi guna menurunkan inflasi di DKI Jakarta. Salah satu yang
ingin dilakukan Ahok yakni mengadakan transportasi bus murah.
“Kami mau fokus kepada subsidi transportasi, karena faktor yang
membuat inflasi tinggi di Jakarta kan perumahan dan transportasi.
Makanya kami mau subsidi lagi agar inflasi turun, salah satunya dengan
menyediakan layanan bus murah,” kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta,
Jalan Medan Merdeka Selatan, hari Selasa (2/8) siang.
Ahok menyatakan angka kemiskinan dibandingkan bulan Maret lalu
mengalami penurunan, padahal garis kemiskinan naik. “Sekarang garis
kemiskinan bukan 480.000, tapi sudah 510.000” katanya.
Menurutnya, yang masih menjadi pekerjaan rumah ialah menurunkan harga sembako seperti cabe merah, bawang dan telur ayam.
Selain itu, guna menurunkan inflasi, Ahok menyatakan DKI Jakarta
membutuhkan banyak kontribusi tambahan dari pihak pengembang. Dia
mencontohkan kontribusi tambahan itu untuk pembangunan 2.600 kilometer
trotoar. Dengan demikian, DKI tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar
untuk pembangunan itu.
“Tidak usah sampai mengeluarkan puluhan triliun untuk membangun
trotoar, karena bisa semua diwajibkan kepada yang punya gedung,”
katanya.
Ia mengatakan DKI Jakarta meminta bantuan kepada Bank Indonesia (BI)
dalam memantau dan memberikan arahan mengenai tingkat inflasi. Pada
tanggal 3 Agustus 2016, DKI juga akan datang ke BI guna berdiskusi
mengenai hal itu.
“Kami meminta bantuan BI untuk memantau apakah kebijakan yang kami
lakukan sudah benar. Beruntung sekali ada konsultan gratis dari BI yang
membantu kami,” ujar dia.
DKI menurut data BI merupakan kota yang memiliki kontribusi
signifikan dalam pengolalaan inflasi nasional dan Produk Domestik Bruto
(PDB). Tingkat inflasi Provinsi DKI berkontribusi hingga 20 persen
terhadap inflasi nasional dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Jakarta terhadap nasional mencapai 17 persen.
Sumber :satuharapan.com