Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DUTERTE: PBB IKUT CAMPUR PEMBERANTASAN NARKOBA DI FILIPINA

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengkritik PBB karena mengecam serangkaian pembunuhan terhadap para terduga pengedar narkoba di negaranya. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta,  Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa karena mengecam serangkaian pembunuhan terhadap para terduga pengedar narkoba di negaranya. Duterte menilai kecaman PBB tidak adil karena lembaga itu tutup mulut soal berbagai kekerasan mematikan di Timur Tengah.
Dalam pidatonya di markas polisi nasional pada Rabu (17/8), Duterte mengecam PBB dan menilainya "mudah terpengaruh dan ikut campur dalam urusan republik" serta "meluncurkan pernyataan yang sangat bodoh."
Kecaman Duterte ini nampaknya mengacu pada kritik yang disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada Juni lalu dan Kantor PBB untuk Pemberantasan Narkoba dan Kejahatan pada awal bulan ini bahwa Duterte "benar-benar mendukung pembunuhan di luar hukum, yang ilegal dan melanggar hak-hak dasar dan kebebasan."

Terkait hal ini, Duterte mengatakan pembunuhan yang terhitung dalam kampanye anti-narkoba termasuk pembunuhan mereka yang terlibat dalam baku tembak dengan polisi, serta mereka yang dibunuh oleh sindikat narkoba lainnya.

Menurut perhitungan polisi nasional, pada pekan lalu, lebih dari 500 orang tewas dalam baku tembak dengan polisi dan hampir 8.000 lainnya ditangkap dalam perang melawan narkoba. Namun media lokal dan kelompok pemerhati HAM memperkirakan jumlah korban tewas lebih tinggi, mencapai 1.000 orang.

Duterte menegaskan dia tidak akan mengalah dalam perangi narkoba hingga sindikat narkoba di Filipina hancur.

"Mengapa PBB menjadi begitu mudah terpengaruh dan ikut campur dalam urusan republik? Ada sekitar 1.000 (kematian) yang menimpa banyak orang: perempuan tak berdosa, anak-anak, wanita muda, laki-laki muda, wanita tua, yang tewas di tempat lain di penjuru dunia," kata Duterte, dikutip dari The Phillipine Star, Rabu (17/8).

Duterte mengaku dia tidak mendengar PBB atau Sekjen PBB mengeluh kepada publik tentang jumlah korban tewas yang lebih tinggi di kawasan Timur Tengah atau mengkritik "negara-negara yang mengebom desa dan kelompok masyarakat [tertentu], menghancurkan semua [di daerah yang dibom] termasuk kambing, sapi dan anjing. "

Dalam pernyataannya, Duterte tidak menyebut negara yang ia maksud dengan spesifik. Meski demikian, Ban melontarkan pernyataan soal sejumlah konflik di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir. Pada Selasa (16/8), Ban mengutuk serangan udara yang menghantam rumah sakit di Yaman, menewaskan sedikitnya 11 orang. Pada hari yang sama, ia meluncurkan penyelidikan terkait dugaan bahwa penjaga perdamaian tidak melakukan apapun selama aksi kekerasan pasukan di Sudan Selatan.

Selama akhir pekan lalu, Ban juga mengutuk serangan yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak yang menewaskan sedikitnya 36 orang di timur laut Kongo.

Ini bukan kali pertama Duterte mengecam PBB. Kecaman serupa dilontarkan Deterte ketika PBB mengkritiknya karena menyebut wartawan yang korup pantas menjadi sasaran pembunuhan pada Juni lalu. 




Sumber: cnnindonesia.com