DITUDUH JADI GEMBONG NARKOBA, PENGUSAHA FILIPINA DAN ISTRINYA DITEMBAK MATI
![]() |
Manila, - Seorang pengusaha Filipina dan istrinya tewas ditembak
setelah kepala kepolisian nasional menyebut pengusaha tersebut seorang
gembong narkoba. Kematian keduanya makin memicu kekhawatiran akan
pembunuhan di luar hukum dalam perang kejahatan, yang digaungkan
Presiden Rodrigo Duterte.
Lebih dari 2 ribu orang terkait narkoba dan kejahatan lainnya telah tewas sejak Duterte dilantik menjadi presiden dua bulan lalu. Begitu dilantik, Duterte langsung mengumumkan perang melawan kejahatan, khususnya narkoba. PBB, Amerika Serikat dan kelompok-kelompok HAM pun telah mengkritik kebijakan kontroversial Duterte yang telah menelan banyak nyawa itu.
Pada Senin, 29 Agustus waktu setempat, Melvin Odicta dan istrinya ditembak mati di pelabuhan Aklan di Filipina tengah usai turun dari sebuah kapal feri. Odicta merupakan pengusaha yang diduga sebagai pengedar narkoba yang dikenal sebagai "Naga".
Kepala kepolisian wilayah Jose Gentiles mengatakan kepada AFP, Selasa (30/8/2016), pelaku penembakan belum diketahui, namun kemungkinan juga terkait dengan perdagangan narkoba.
"Motif paling mungkin adalah bahwa dalang (pembunuhan) ingin membungkam pasangan tersebut. Mungkin dalang tersebut takut korban akan melibatkan mereka," tutur Gentiles.
"Siapa yang dia bodohi? Anda tahu dia gembong narkoba namun dia masih membantahnya? Katakan itu pada Marinir," cetus dela Rosa kepada para wartawan di Iloilo.
Duterte telah berulang kali menegaskan, para pengedar narkoba pantas untuk mati dan aparat keamanan pun diserukan untuk membunuh mereka. Selama kampanye kepresidenannya, Duterte berjanji bahwa 100 ribu orang akan mati dalam perangnya melawan kejahatan.
Lebih dari 2 ribu orang terkait narkoba dan kejahatan lainnya telah tewas sejak Duterte dilantik menjadi presiden dua bulan lalu. Begitu dilantik, Duterte langsung mengumumkan perang melawan kejahatan, khususnya narkoba. PBB, Amerika Serikat dan kelompok-kelompok HAM pun telah mengkritik kebijakan kontroversial Duterte yang telah menelan banyak nyawa itu.
Pada Senin, 29 Agustus waktu setempat, Melvin Odicta dan istrinya ditembak mati di pelabuhan Aklan di Filipina tengah usai turun dari sebuah kapal feri. Odicta merupakan pengusaha yang diduga sebagai pengedar narkoba yang dikenal sebagai "Naga".
Kepala kepolisian wilayah Jose Gentiles mengatakan kepada AFP, Selasa (30/8/2016), pelaku penembakan belum diketahui, namun kemungkinan juga terkait dengan perdagangan narkoba.
"Motif paling mungkin adalah bahwa dalang (pembunuhan) ingin membungkam pasangan tersebut. Mungkin dalang tersebut takut korban akan melibatkan mereka," tutur Gentiles.
Pengacara Odicta mengatakan, kliennya
itu telah mengungkapkan kekhawatiran akan keselamatannya setelah
otoritas setempat menuduh dirinya sebagai gembong narkoba di provinsi
Iloilo. Odicta mengatakan bahwa dirinya tak bersalah. Namun pekan lalu,
Kepala Kepolisian Nasional Ronald dela Rosa bersikeras bahwa Odicta
adalah gembong narkoba.
"Siapa yang dia bodohi? Anda tahu dia gembong narkoba namun dia masih membantahnya? Katakan itu pada Marinir," cetus dela Rosa kepada para wartawan di Iloilo.
Duterte telah berulang kali menegaskan, para pengedar narkoba pantas untuk mati dan aparat keamanan pun diserukan untuk membunuh mereka. Selama kampanye kepresidenannya, Duterte berjanji bahwa 100 ribu orang akan mati dalam perangnya melawan kejahatan.
Sumber : detik.com