Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TERNYATA GURU VOKAL GROUP BIMBO SEORANG PENDETA

Trio Bimbo mampu membuat harmonisasi vokal setelah berguru pada pendeta Nasrani. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta,  Pada masanya, lagu-lagu religi Islami yang dibawakan Bimbo pernah merajai dunia hiburan. Hampir setiap saat, wajah mereka beradar di layar kaca. Begitu pun lagu-lagu mereka mengalun di radio.

Terbentuk sejak 1967, Bimbo telah merilis beberapa album musik pop, juga religi Islami, di antaranya Wudhu (1991), Taqobbalalloohu Minna Waminkum (2003) dan Qasidah (2007). Selama Ramadan hingga Lebaran, lagu-lagu religi Islami Bimbo kerap diputar berbagai stasiun televisi dan radio.

Album yang disebut terakhir itu memuat lagu religi Islami yang sangat familiar di telinga, Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Rindu Kami pada-Mu, Umat Manusia Kini Bergembira, Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim, Tuhan, Sajadah Panjang, Jangan Ditunda-tunda, Setiap Habis Ramadan.

Lagu-lagu religi Islami yang dilantunkan Bimbo digemari banyak orang lantaran memadukan ramuan yang pas: vokal harmonis, musik pop easylistening serta lirik syahdu nan menggugah—antara lain ditulis oleh sastrawan Taufiq Ismail.

Vokal Bimbo yang berkarakter kuat berasal dari pita suara milik tiga bersaudara Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah (Sam), Darmawan Dayat Hardjakusumah (Acil) dan Jaka Purnama Dajat Hardjakusumah (Jaka). Harmonisasi vokal mereka tak luput dari polesan pendeta keturunan Ambon bernama John Patirane.

 
"Saya belajar nyanyi sama beliau," kata Sam, saat diwawancarai, belum lama berselang. "Bimbo itu tiga suara bisa diatur jadi bagus. Saya tenor, Acil bariton dan Jaka suara satu. Kami dilatih sampai benar-benar dapat harmoni."

Rumah yang berdekatan di Bandung, Jawa Barat, membuat Bimbo dan Patirane kerap bertemu. Kala itu, era 1958 sampai 1963, Bimbo meminta Patirena untuk mengajar vokal. Sang pendeta pun menerima Bimbo sebagai muridnya.

Seminggu sekali mereka rutin berkunjung ke rumah Patirane untuk memperoleh pelajaran baru. Bukan pelajaran agama, melainkan pelajaran musik dan cara bernyanyi yang baik. Patirane mengajar secara sukarela, tanpa bayaran.

Bagi Bimbo sendiri, perbedaan agama di antara mereka tak menjadi masalah. Sam merasa setiap manusia bisa mendapat ilmu dari mana saja. Tidak perlu memandang perbedaan, apalagi perbedaan agama.

"Saya enggak lihat agama, tapi melihat ilmu," kata Sam. "Seperti kita naik pesawat kan enggak melihat agama pilotnya apa. Seperti seni patung yang ada di Candi Borobudur itu warisan agama Buddha, Hindu, kan enggak mungkin dihancurkan," kata Sam.

Sam menjelaskan bahwa hidup bermasyarakat tidak bisa menjadi orang yang kaku, yang menganggap sesuatu salah jika berada di pihak yang berseberangan. Orang-orang harus bisa menghormati perbedaan dan tidak perlu menghancurkan hal-hal yang berlawanan.

Tidak hanya menjadi guru musik, Patirane juga memiliki kemampuan membuat lagu yang bagus. Sayangnya pada era '50-an, hak cipta belum dipandang penting. Sehingga banyak yang menyanyikan lagu tanpa mengenal penciptanya. Dulu, lagu karya Patirane sering kali diputar di radio.

"Tahun '60-an ke depan baru ada kejelasan mengenai hak cipta. Setiap orang yang menyanyikan lagu harus ditulis penciptanya. Patirane juga pintar mengaransemen lagu menjadi bagus, lagu Sepasang Bola Mata dan Jangan Ditanya adalah lagu yang pernah ia aransemen," kata Sam.

Kedua lagu itu sempat direkam di studio musik Lokananta, Solo, Jawa Tengah, dan dilantunkan oleh Sam, Jaka, dan Acil. Kala itu, ketiganya masih mengusung nama Aneka Nada yang terbentuk setelah lulus Sekolah Menengah Atas pada tahun '50-an.

Sam mencoba mengingat kapan terakhir kali bertemu dengan sang guru. Kira-kira sekitar 2007, sebelum Patirane meniggal dunia. Sam ingat bagaimana cara mengajar Patirane. Musisi berusia 74 tahun itu pun mengaku hafal lagu-lagu gereja lantaran sering bertemu gurunya.

"Dia serius dan baik saat mengajar," kata Sam. "Meskipun bikin lagu kasidah ada nuansa Arab dan India, kami belajar dari pendeta gereja, belajar bisa dari mana saja. Kami diajari segala ilmu sampai menjadi Bimbo."




Sumber: cnnindonesia.com