Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENEMBAKAN POLISI DI BATON ROUGE DIDUGA MANATAN MARINIR AS

Pemerintah setempat belum secara resmi mempublikasikan pelaku penembakan tunggal yang tewas dalam baku tembak dengan petugas polisi itu. (Reuters/Joe Penney)
Jakarta,  Pria bersenjata yang menewaskan tiga polisi dan melukai tiga orang lainnya di Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat, diidentifikasi beranama Gavin Long, seorang mantan marinir AS.

Informasi ini diungkapkan oleh seorang sumber pemerintahan AS kepada Reuters pada Minggu (17/7). Namun hingga kini pemerintah setempat belum secara resmi mempublikasikan pelaku penembakan tunggal yang tewas dalam baku tembak dengan petugas polisi itu.

Baku tembak bermula saat sebuah laporan dari 911 diterima polisi mengenai pria mencurigakan yang berjalan di Airline Highway sambil menenteng senapan serbu. Saat polisi tiba, baku tembak pun tak terhindarkan, menurut sumber CNN.

Sementara, sumber lain yang dekat dengan penyelidikan menyatakan kepada Reuters bahwa Long merupakan warga keturunan kulit hitam, berusia 29 tahun, dan berasal dari Kansas City, Missouri.

Sumber itu menyatakan bahwa ada dugaan bahwa laporan yang diterima polisi dari panggilan darurat 911 mungkin disengaja, untuk menggiring petugas ke lokasi penembakan. Polisi kini tengah menyelidiki adakah ada konspirasi dalam aksi ini.

Menurut laporan Wall Street Journal, Long merupakan simpatisan organisasi anti-pemerintah New Freedom Group. Namun, juru bicara untuk Southern Poverty Law Center, kelompok yang melacak pergerakan ekstremis mengaku tak memiliki informasi mengenai hal ini.

Long bertugas sebagai marinir selama lima tahun, dari Agustus 2005 hingga Agustus 2010, menurut laporan New York Times, mengutip Yvonne Carlock, petugas urusan publik untuk Marinir AS.

Long sempat dikirim ke Irak dari Juni 2008 hingga Januari 2009, menurut laporan Times.

CBS News melaporkan bahwa Long kemudian meninggalkan Marinir AS dengan terhormat pada 2010, dengan pangkat sersan.

Catatan publik menunjukkan Long tinggal di Kansas City dan Grandview, Missouri. Dia juga pernah tinggal di San Diego dan Tuscaloosa, Alabama.

Long juga berada di daftar kehormatan dekan Universitas Alabama pada 2012, menurut catatan kampus itu.

Sementara, catatan pengadilan Missouri menunjukkan bahwa ia menceraikan istrinya pada 2011 tanpa memiliki anak saat itu. Tidak ada catatan kriminal soal dirinya di Missouri.

Namun, Long merupakan seorang terdakwa dalam kasus yang melibatkan tunggakan pajak kota. Tuntutan itu diajukan pada Maret namun dihentikan pada Juni, menurut catatan pengadilan.

Saksi mata aksi penembakan, Brady Vancel, menyatakan pada CNN bahwa ia berpapasan dengan Long, yang mengenakan pakaian hitam, hanya beberapa menit sebelum insiden penembakan petugas polisi terjadi. Long membawa senapan serbu AR-15 dan mengenakan topeng ski, menurut keterangan Vancel.

Pria bersenjata itu "mendongak dan dia melihat saya. Kami berhenti, saya terdiam, ia sempat tertegun selama sedetik, lalu berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan di saat yang sama saya berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan," kata Vancel.

Sejak terjadinya penembakan yang menewaskan Alton Sterling oleh polisi di Baton Rouge pada awal bulan ini, kepolisian mengkhawatirkan keselamatan personelnya. Sterling adalah pria kulit hitam 37 tahun yang ditembak beberapa kali oleh dua polisi berkulit putih di Baton Rouge, 5 Juli 2016.

Penembakan bermula saat ada laporan mengenai seorang pria berbaju merah mengancam seseorang di luar mini market dengan senjata api.

Dua polisi, Howie Lake dan Blane Salamoni, membekuk Sterling sebelum menembaknya dari jarak sangat dekat. Hasil autopsi, Sterling tewas akibat luka tembak di dada dan punggungnya. 




Sumber: cnnindonesia.com