PENDERITAAN MEMBAWA KETEKUNAN
Firman Tuhan :
Yeremia 38
Kita sungguh tidak mengerti jalan mana yang akan
Tuhan pakai untuk mengangkat hidup seseorang yang senantiasa berseru
kepadaNya. Satu hal yang harus tetap kita percaya bahwa Dia tidak pernah
meninggalkan atau melupakan mereka yang mengasihiNya.
Masa kecil Ingram
diwarnai pelbagai kesusahan, ayahnya yang adalah seorang pendeta
meninggal saat ia berusia 13 tahun. Ibu Ingram mengerjakan apa saja
untuk menghasilkan uang, namun beban hidup yang sangat berat membuatnya
sakit-sakitan, dan 3 tahun kemudian meninggal dunia. Ingram yang berusia
16 tahun, kini bertanggung jawab atas ketiga orang adiknya yang masih
kecil.
Di awal kepergian ibunya, banyak anggota gereja yang mengirim
makanan untuk mereka, tetapi semakin lama tidak ada lagi yang
memperhatikan sementara Ingram belum mendapat pekerjaan. Suatu hari
mereka tidak mempunyai makanan lagi, malamnya adik bungsu Ingram yang
berusia 4 tahun terbangun dan menangis karena kelaparan. Ingram berusaha
mengenyangkannya dengan memberi minum beberapa gelas air. Setelah
kenyang adiknya tidur lagi, namun beberapa saat kemudian terbangun lagi
dan terus menangis karena kelaparan.
Keadaan ini membuat Ingram bingung.
Tiba-tiba salah satu adiknya berkata, Kak, berdoa saja untuk dia.
Mendengar itu Ingram terdiam, dia tidak tahu harus bagaimana mendoakan
masalah itu. Doa Bapa Kami saja Kak, usul adiknya yang lain. Lalu mereka
menaikkan Doa Bapa Kami, tetapi ketika sampai pada kalimat, ...
Berikanlah kami pada hari ini makanan, keempat anak itu tiba-tiba
menangis meraung-raung sampai akhirnya mereka tertidur dalam kepedihan.
Paginya Ingram dan adik-adiknya terbangun karena seseorang mengetuk
pintu, yang ternyata adalah pendeta mereka. Tadi malam kami mendapat
banyak ubi dan ini untuk kalian! Saya juga membawa kabar, mulai pukul
delapan nanti Ingram sudah bisa bekerja, kata pendeta yang membawa
sekarung ubi itu. Ingram merebus ubi dan setelah itu pergi bekerja.
Dua
minggu kemudian Ingram mendapat gaji pertamanya, tepat di saat ubi yang
mereka miliki habis. Di kemudian hari Ingram Shia menjadi Rektor STT di
Taipei. Tuhan selalu hadir dalam segala keadaan, sekalipun dalam keadaan
kritis.
Ketika Yeremia dimasukkan ke dalam perigi atau sumur, Tuhan
tetap menyertai langkahnya dan memberinya kekuatan untuk bertahan di
masa sukar itu (Yer 38). Iman bahwa Tuhan senantiasa menyertainya dalam
segala keadaan, membuat Yeremia hidup sebagai nabi yang bertekun dalam
penderitaan yang besar, dan hidupnya tetap berkenan di hadapan Tuhan.
Penderitaan sering memacu orang untuk berhasil, karena sesungguhnya
penderitaan bisa menimbulkan ketekunan; ketekunan menimbulkan tahan uji;
dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dalam pengharapan kuasa Tuhan
bekerja untuk memulihkan. Percayalah pada Tuhan dengan segenap hati maka
Dia akan bertindak mengangkat hidup kita!
DOA
Bapa, ajarlah kami
menjadi bijak dengan memandang kesukaran sebagai peluang untuk bertekun
dalam iman dan pengharapan akan Engkau. Dalam Yesus kami berdoa. Amin.
Sumber : mannasorgawi.net
Gambar :google.com