Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TOL TRANS JAWA KURANGI 40 PERSEN KEPADATAN LALU LINTAS

Tol sepanjang 661 kilometer (km) yang membentang dari Merak hingga Surabaya tersebut saat ini belum terhubung seluruhnya dan baru selesai 30-40 persen. (ANTARA FOTO/Saptono).
Jakarta,  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meyakini kepadatan lalu lintas dari arah Barat menuju Surabaya akan berkurang 40 persen ketika pemerintah merampungkan proyek jalan tol Trans Jawa pada 2018 mendatang.

Tol sepanjang 661 kilometer (km) yang membentang dari Merak hingga Surabaya tersebut saat ini memang belum terhubung seluruhnya. Namun, Basuki menyatakan beberapa ruas tol yang sudah selesai digarap bisa mulai digunakan para pemudik tahun ini.

"Dari Bawen-Salatiga fungsional untuk digunakan, jalan tol ruas tersebut belum selesai karena masih ada pekerjaan pembangunan Jembatan Tuntang," ujar Basuki, dikutip dari laman Kementerian, Senin (27/6).

Ia menyebut, sampai saat ini tol Trans Jawa baru selesai sekitar 30-40 persen. Menurut Basuki, lambatnya pembangunan tol di Indonesia terjadi karena kendala pembebasan lahan, sementara jumlah kendaraan terus mengalami peningkatan. 

Salah satu kesulitan pembebasan lahan yang dialami pemerintah untuk proyek ini, terutama di Ruas Ngawi-Kertosono karena ada lahan Perhutani.

“Dengan keterbatasan dana APBN, pembangunan jalan tol pun menggunakan dana talangan dari BUJT (Badan Usaha Jalan Tol),” ujarnya.

Untuk pembangunan jalan tol Trans Jawa sudah terbayar Rp450 miliar untuk pembebasan lahan yang nanti akan diganti setelah APBNP keluar plus bunga.

"Kami juga tengah mengerjakan jalur selatan, jika tidak, seberapa lama jalur utara (pantura) bertahan. Jalur selatan yang sedang dikerjakan antara lain ruas Cileunyi-Tasikmalaya-Yogyakarta,” katanya.
Lebaran 2016

Terkait dengan mudik Lebaran 2016, Basuki menyebutkan Kementerian PUPR telah menginstruksikan dilakukannya integrasi sistem pembayaran jalan tol.

"Untuk mempercepat transaksi, sebentar lagi penguna tol diharuskan memiliki e-toll card. Dua tahun ke depan direncanakan tidak ada lagi transaksi di pintu tol karena pembayaran tol akan langsung dipotong dengan sensor e-toll,” ucap Basuki. 



Sumber: cnnindonesia.com